TEMPO.CO, Jakarta - Hari tanpa bayangan kembali hadir, dimulai dari wilayah paling barat yang juga termasuk paling utara Indonesia yakni Aceh pada hari ini, Rabu 8 September 2021. Di Banda Aceh, fenomena rutin yang datang dua kali setiap tahunnya di Indonesia ini akan terjadi dan dapat diamati tepat pukul 12.36.25 WIB, siang ini.
Ini adalah hari tanpa bayangan yang kedua pada tahun ini setelah yang pertama datang di wilayah Indonesia pada Februari-April lalu. Pada periode yang kedua ini, kota-kota di Indonesia dari yang paling utara hingga paling selatan akan bergiliran mengalami hari tanpa bayangan. Terakhir mengalaminya adalah Baa di Nusa Tenggara Timur pada 21 Oktober mendatang.
Hari tanpa bayangan terjadi saat bayangan benda yang berdiri tegak lurus seperti menghilang. Ini terjadi karena Matahari pada saat itu tepat berada di atas kepala atau benda tegak lurus tersebut (titik zenit). Fenomena ini terkait gerak semu harian Matahari di antara lintang 23,5 derajat Utara dan Selatan Bumi.
Saat gerak semu itu melintasi ekuator ke arah 23,5 derajat LS--seperti yang saat ini terjadi--maupun ke arah 23,5 derajat LU itulah hari tanpa bayangan mungkin terjadi di Indonesia. Wilayah Indonesia, seperti diketahui, terletak di ekuator, tepatnya antara 6 derajat LU sampai 11 derajat LS.
“Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya dalam astronomi disebut sebagai Kulminasi Utama,” bunyi penjelasan di website Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.
Dalam data yang dilampirkannya, wilayah ibu kota DKI Jakarta akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan baru pada 7 Oktober untuk wilayah Kepulauan Seribu, lalu bergeser ke wilayah Jakarta Utara pada 8 Oktober dan sisa wilayah lainnya pada 9 Oktober. Untuk waktu detailnya bisa cek situs BMKG yang menerangkan Kulminasi Utama 2 Wilayah Indonesia 2021.
Baca juga:
Asteroid Seukuran Bus Sekolah Sedang Dekati Bumi, Potensi Membahayakan