Ini Penyebab Mengapa Kutub Selatan Lebih Dingin Dibanding Kutub Utara

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 17 September 2021 13:28 WIB

Anjing telah bersahabat dengan manusia di Kutub Utara ribuan tahun yang lalu. Foto: Markus Trienke-Greenland/Wikimedia

TEMPO.CO, Jakarta - Kutub Utara dan Kutub Selatan adalah dua bagian bumi paling dingin sepanjang tahun. Meski sama-sama diguyur salju tiap hari, Kutub Selatan ternyata lebih dingin daripada Kutub Utara.

Dilansir dari laman World Animal Foundation, Kamis, 8 Juli 2021, dinginnya Kutub Selatan dan Kutub Utara disebabkan oleh tidak adanya sinar matahari langsung di sana. Posisi matahari di cakrawala selalu rendah, bahkan ketika musim panas.

Saat musim dingin, matahari berada begitu jauh dari cakrawala sehingga ia tidak muncul selama berbulan-bulan. Akibatnya, siang hari akan terasa sama seperti malam hari yang dingin dan gelap.

Meski Kutub Selatan dan Kutub Utara berada pada posisi yang berlawanan, namun keduanya mendapat jumlah sinar matahari yang sama. Tetapi, mengapa Kutub Selatan lebih dingin daripada Kutub Utara?

Advertising
Advertising

Hal ini tak lain karena kondisi geografisnya. Kutub Utara adalah lautan yang dikelilingi daratan. Es-es di sana berada di atas lautan. Meski lautan di bawah es Arktik itu dingin, tetapi ia sedikit menghangatkan udara.

Sebaliknya, Kutub Selatan adalah daratan yang dikelilingi lautan. Es-es di Antartika itu berada di atas daratan, bukan lautan seperti di Kutub Utara. Selain itu, Kutub Selatan memiliki ketinggian rata-rata sekitar 2,3 kilometer. Bukankah semakin tinggi Anda pergi, hawanya jadi semakin dingin?

Di Kutub Utara, suhu rata-rata ketika musim panas adalah 0 derajat Celcius. Sementara suhu rata-rata saat musim dingin adalah -40 derajat Celcius.

Sedangkan di Kutub Selatan memiliki rata-rata suhu -28,2 derajat Celcius ketika musim panas. Saat musim dingin, rata-rata suhunya bahkan mencapai -60 derajat Celcius.

Es di Kutub Utara juga menyusut karena lautan di bawahnya memanas. Ini berarti iklim di Bumi semakin panas. Meski iklim di Kutub Selatan juga perlahan memanas, tetapi tidak secepat Kutub Utara karena tidak terpengaruh oleh lautan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Pinguin Tidak Ada di Kutub Utara

Berita terkait

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

5 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

8 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

35 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

42 hari lalu

Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

Sebanyak 94 negara peserta salah satu forum meteorologi dunia, SERCOM Ke-3, mengadopsi empat kebijakan terkait layanan cuaca dan iklim.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Analisis Iklim Berdasarkan Lokasi dan Waktu

56 hari lalu

BRIN Kembangkan Analisis Iklim Berdasarkan Lokasi dan Waktu

Model menggunakan data mining pada peramalan data iklim di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Rachel Vennya Melihat Keindahan Aurora di Kutub Utara

1 Maret 2024

Perjalanan Rachel Vennya Melihat Keindahan Aurora di Kutub Utara

Aurora borealis hanya terlihat di Kutub Utara saat tengah malam, perlu perjalanan panjang dan melelahkan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.

Baca Selengkapnya

Januari 2024 Pecahkan Rekor Bulan Terpanas Dunia

8 Februari 2024

Januari 2024 Pecahkan Rekor Bulan Terpanas Dunia

Januari 2024 memecahkan rekor bulan terpanas dunia, menurut catatan Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Kajian Iklim 2021-2050 BRIN, Pulau Jawa Makin Panas dan IKN Kekeringan Ekstrem

1 Februari 2024

Kajian Iklim 2021-2050 BRIN, Pulau Jawa Makin Panas dan IKN Kekeringan Ekstrem

Kekeringan ekstrem di masa mendatang juga berdampak pada wilayah Kalimantan bagian tengah, timur dan selatan, termasuk IKN.

Baca Selengkapnya