Global Witness: 4 Negara Paling Mematikan Bagi Aktivis Lingkungan Dunia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 19 September 2021 11:41 WIB

Julian Melcer memegang kantong plastik berisi puntung rokok yang dia kumpulkan dari pantai Laut Mediterania sebagai bagian dari kampanye lingkungan dalam Hari Bumi Sedunia di sebuah pantai, di Tel Aviv, Israel 20 April 2021. REUTERS/Amir Cohen

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Global Witness mengungkap sejak 2020 ada beberapa negara paling mematikan bagi aktivis lingkungan. Organisasi ini mencatat ada 227 penyerangan mematikan di berbagai negara di dunia.

Angka ini memastikan bahwa 2020 menjadi tahun paling berbahaya bagi seseorang yang membela tanah dan penghidupan, serta ekosistem yang vital bagi biodiversitas dan iklim. Menurut Global Witness, serangan mematikan ini biasanya terjadi dalam konteks ancaman yang lebih luas terhadap aktivis lingkungan dan para pembela hak asasi manusia (HAM)

Mulai dari intimidasi, pengawasan, kekerasan seksual, dan kriminalisasi. Namun angka kematian ini dipastikan jauh lebih kecil dari kondisi sebenarnya, lantaran banyak kasus penyerangan yang tidak dilaporkan. Mengutip dari laman teras.id, 50 persen dari kematian ini berasal dari negara:

1. Kolombia

Kolombia menjadi negara paling mematikan bagi aktivis dan pembela HAM dan lingkungan selama dua tahun berturut-turut dengan 65 kematian pada 2020. Pembunuhan terus berlanjut terlepas dari adanya perjanjian damai antara pemerintah dan kelompok pemberontak Farc pada 2016. Nyatanya, industri ekstraktif dan perebutan sumber daya alam terus terjadi di negara tersebut.

Advertising
Advertising

Korbannya termasuk ahli biologi Gonzalo Cardona, yang berjasa menyelamatkan spesies burung beo telinga kuning dari kepunahan. Penjaga hutan Yamid Alonso Silva juga dibunuh di dekat Taman Nasional El Cocuy. Kekerasan dan intimidasi pun dialami oleh aktivis muda berusia 12 tahun Fransisco Vera, yang menerima ancaman kematian dari orang tidak dikenal di Twitter karena aktivismenya.

2. Meksiko

Meksiko menjadi negara kedua paling berbahaya bagi aktivis dan pembela tanah dan lingkungan. Negara ini kehilangan 30 individu, meningkat sebesar 69% dibandingkan pada 2019. Hampir sepertiga penyerangan berkaitan dengan pembalakan, dan setengah dari jumlah pembunuhan itu menargetkan masyarakat adat.

Salah satu korbannya adalah Oscar Eyraud Adams, masyarakat adat Kumiai di Meksiko yang memprotes saat kekeringan lahan pertanian usai sumber air komunitas itu dialihkan ke area lebih kaya dan pabrik Heineken. Adams tewas ditembak pada 24 September 2020 di Tecate, Baja California oleh para pembunuh yang datang ke rumahnya menggunakan dua kendaraan.

3. Filipina

Global Witness mencatat 29 kematian pembela lingkungan berasal dari Filipina. Hal ini membuatnya menjadi negara paling mematikan bagi pembela lingkungan di Asia. Filipina juga menjadi negara yang paling banyak pembantaian. Kejadian paling mengejutkan terjadi pada Desember 2020 ketika anggota militer dan polisi membantai 9 masyarakat adat Tumandok yang aktif menolak pembangunan bendungan raksasa di Sungai Jalaur di Panay.

Kasus penyerangan serupa di Filipina meningkat sejak Presiden Duterte berkuasa pada 2016. Sejak terpilih, Global Witness mencatatnya setidaknya terdapa 166 pembela tanah dan lingkungan dibunuh, terutama yang memprotes tambang, pembalakan, dan konstruksi bendungan.

4. Brasil

Secara global, Brasil menempati peringkat keempat negara paling berbahaya, dengan 20 kematian sepanjang 2020. Angka itu menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun konflik justru meningkat di bawah pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro. Bentuk penyerangannya juga tidak lagi dalam skala becil atau penyerangan ilegal di level lokal, namun melalui peraturan dan kebijakan yang mengancam perlindungan lingkungan dan tanah.

Menurut Global Witness, legislasi yang terbit cenderung mengkriminalisasi dan mengurangi hak politik pembela tanah dan lingkungan. Pada 2020, Nikaragua mencatat 12 pembunuhan aktivis lingkungan. Negara ini juga menjadi negara paling mematikan berdasarkan per kapita dan salah satu hotspot yang paling cepat memburuk, dengan pembunuhan lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

WINDA OKTAVIA

Baca: Global Witness, Filipina Negara Mematikan bagi Aktivis Lingkungan

Berita terkait

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

3 hari lalu

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

Polda Metro Jaya mengungkap identitas mayat dalam koper yang ditemukan di semak belukar di Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Cikarang Barat, Bekasi

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

3 hari lalu

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

Polisi mengungkap kasus penemuan mayat wanita di dermaga Pulau Pari, Kepualuan Seribu, Jakarta

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

4 hari lalu

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

Para tersangka sepakat akan menjalankan rencana pembunuhan terhadap wanita itu saat malam takbiran.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Seorang Pengusaha Laporkan Kapolres Tangsel ke Propam Polri Karena Dugaan Kriminalisasi

5 hari lalu

Seorang Pengusaha Laporkan Kapolres Tangsel ke Propam Polri Karena Dugaan Kriminalisasi

Seorang pengusaha mesin di Kota Tangerang melaporkan Kapolres Tangsel atas dugaan kriminalisasi.

Baca Selengkapnya

Tante Bunuh Keponakan Berusia 7 Tahun di Tangerang, Sakit Hati Ibu Korban Tak Meminjami Uang Rp 300 Ribu

5 hari lalu

Tante Bunuh Keponakan Berusia 7 Tahun di Tangerang, Sakit Hati Ibu Korban Tak Meminjami Uang Rp 300 Ribu

Seorang tante membunuh keponakan yang berusia 7 tahun di Tangerang karena sakit hati ibu korban tak meminjami uang Rp 300 ribu.

Baca Selengkapnya

Seorang Wanita 40 Tahun di Tangerang Diduga Membunuh Ponakannya yang Berusia 7 Tahun

5 hari lalu

Seorang Wanita 40 Tahun di Tangerang Diduga Membunuh Ponakannya yang Berusia 7 Tahun

Polisi menangkap seorang wanita 40 tahun di Tangerang yang diduga membunuh ponakannya yang berusia 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri, Polisi Tetapkan Pemilik Pekarangan sebagai Tersangka Pembunuhan

5 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri, Polisi Tetapkan Pemilik Pekarangan sebagai Tersangka Pembunuhan

Polres Wonogiri, menetapkan SPY, 44 tahun, sebagai tersangka pembunuhan dalam kasus penemuan kerangka manusia di Desa Setren, Wonogiri.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

5 hari lalu

Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

Seorang wanita menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di sebuah Kedai Anak Mami di Kelapa Gading. Hendak menggugurkan janin.

Baca Selengkapnya