Ragam Sebab Kerusakan Kabel Bawah Laut: Alam, Human Error, Sabotase

Senin, 27 September 2021 21:24 WIB

Petugas melakukan proses pendaratan kabel bawah laut proyek pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) internasional dari Australia ke Indonesia di Anyer, Banten, 5 Mei 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ada bermacam-macam bentuk kerusakan kabel bawah laut. Tapi, ketika yang terjadi cukup parah hingga mempengaruhi transmisi data di dalamnya, kerusakan itu disebut sebagai fault. Ini bisa berupa kabel yang putus total atau sudah genting.

Jika itu yang terjadi, kerusakannya bisa dialami sekaligus pada bagian serat optik maupun kabel tembaga konduktor. Yang pertama berfungsi menmbawa data komunikasi, sedang bagian kedua menghantar arus listrik untuk memperkuat sinyal repeater yang digunakan di sepanjang sistem kabel.

Komite Proteksi Kabel Internasional (ICPC), dalam laporannya yang dipublikasi 2009, menyebut perkiraan 100-150 kejadian fault kabel bawah laut setiap tahunnya di seluruh dunia. Komite menghitungnya dari basisdata 2.162 kasus fault kabel bawah laut sejak 1959. Paling sering terjadi di kedalaman landas kontinen hingga dekat daratan pada kedalaman kurang dari 100 meter.

Selebihnya tersebar di berbagai kedalaman termasuk di laut lepas dengan kedalaman lebih dari 4.000 meter.

Sebagai catatan, kerusakan kabel bawah laut milik Telkom Group yang sedang terjadi ruas Batam-Pontianak juga disebutkan pada kedalaman 200 meter. Telkom telah membantah jika penyebabnya disebabkan gigitan ikan hiu.

Advertising
Advertising

Berikut ini ragam penyebab kerusakan kabel bawah laut dikutip dari laporan ICPC maupun The National Bureau of Asian Research dalam Maritime Awareness Project. Salah satunya mungkin yang dihadapi Telkom di Batam.

Bencana Alam

Bencana alam seperti gempa, tsunami, taifun dan longsor bawah laut memberi ancaman yang signifikan terhadap jaringan kabel bawah laut. Menyusul tsunami dari gempa megathrust Laut Andaman-Sumatera pada 26 Desember 2004, misalnya. Satu kabel bawah laut di Afrika Selatan dilaporkan rusak karena terjangan puing dan material lain yang diseret gelombang laut usai menerjang daratan.

Pada 2006, gempa berkekuatan Magnitudo 7 di Taiwan merusak sampai delapan kabel bawah laut dan langsung mengganggu aliran data dan komunikasi dari Taiwan ke Hong Kong, Asia Tenggara dan Cina daratan. Lalu, juga di Taiwan, Taifun Morakot membangkitkan sedimen di dasar laut yang merusak sedikitnya sembilan kabel di lepas pantai Taiwan di kedalaman lebih dari 4.000 meter dan pada jarak 300 kilometer dari pantai.

Kabel optik bawah laut Marea milik Microsoft dan Facebook. Kredit: Microsoft/RUN Studios

Pada Maret 2011, gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang juga sama: merusak separuh jaringan kabel transpasifik. Namun, opsi reroute yang tersedia memungkinkan lalu lintas komunikasi tidak banyak terganggu.

Risiko biasanya muncul untuk negara pulau yang tak semaju Jepang, yang mungkin hanya memiliki satu jalur kabel yang menghubungkan wilayahnya dengan jaringan yang lebih luas. Ini seperti yang terjadi pada 2015 lalu kala taifun memutus satu-satunya kabel serat optik bawah laut di Pulau Mariana. Akibatnya, komunikasi dengan dunia di luar pulau itu terputus total; layanan finansial seperti kartu kredit dan mesin-mesin ATM lumpuh.

Kelalaian Manusia

Kerusakan kabel bawah laut paling sering disebabkan kesalahan dan kelalaian manusia. Penggunaan peralatan aktivitas perikanan komersial menyumbang 40 persen kasus gangguan kabel. Sebanyak 15 persen kejadian gangguan lainnya disebabkan insiden jangkar, semisal buang jangkar tidak benar, di luar wilayah yang ditetapkan, jangkar terbawa arus, ataupun kebutuhan darurat buang jangkar.

Kabel laut yang menyalurkan internet dari Jakarta ke Singapura (Tempo/Handy Dharmawan)

Faktor human error lainnya termasuk pengerukan dan penimbunan laut, aktivitas migas, pembangunan energi dan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, proyek hidrokinetik, konversi energi termal laut, operasi penambangan laut dalam dan proyek-proyek energi terbarukan yang lain.

Sabotase

Aktivitas manusia yang sengaja merusak kabel bawah laut juga pernah terjadi. Potensi sabotase muncul saat terjadi konflik atau kejahatan terorisme transnasional, tapi ini sangat jarang kasusnya yang sudah terjadi.

Pemadaman internet massif di Mesir pada 2008 adalah satu contohnya yang terkenal. Saat itu tiga kabel ditemukan terpotong dan Penjaga Pantai Mesir menangkap sejumlah penyelam yang disangka hendak memutus kabel yang keempat.

Pada 2010, teroris juga memotong kabel bawah laut dekat Cagayan de Oro di Filipina.

Berita terkait

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

2 jam lalu

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

Air danau kawah Gunung Dempo di Sumatera Selatan teramati berubah warna dari hijau tosca menjadi abu-abu. Masyarakat sekitar diminta tetap tenang.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

4 jam lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

5 jam lalu

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

3 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

4 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

4 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

5 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

7 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

8 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya