Asal Covid-19, Virus Paling Mirip SARS-CoV-2 Ditemukan di Gua Laos
Reporter
Terjemahan
Editor
Erwin Prima
Sabtu, 2 Oktober 2021 09:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, pada Desember 2019, ada upaya global untuk menetapkan asal-usulnya.
Karena pandemi dianggap berasal dari Wuhan, banyak upaya telah difokuskan di Cina, dengan asumsi bahwa ketika virus pertama kali terdeteksi di sana, virus itu mungkin dimulai di sana.
Kini, dikutip Medical News Today, 1 Oktober 2021, dua makalah yang sedang ditinjau oleh jurnal Nature dan diterbitkan sebagai pracetak meragukan asumsi ini dan menunjukkan bahwa untuk menemukan asal-usul virus itu para peneliti mungkin harus melihat lebih jauh.
Salah satu alasan SARS-CoV-2 sangat menular adalah daerah pada protein lonjakannya yang memberinya kemampuan untuk mengikat reseptor yang ada di permukaan banyak sel manusia yang disebut ACE2.
Dalam sebuah makalah yang dikirimkan ke Nature, para peneliti dari Pasteur Institute di Paris, Prancis, dan dari Laos, kini telah melaporkan menemukan virus dengan domain pengikatan reseptor yang sangat mirip dengan yang ditemukan pada SARS-CoV-2 pada kelelawar gua di Laos Utara.
Para peneliti mengambil sampel darah, air liur, feses dubur, dan urin dari 645 kelelawar dari 46 spesies berbeda yang ditemukan di gua batu kapur di Laos utara, yang dekat dengan perbatasan Cina barat daya.
Mereka menemukan tiga jenis virus terpisah dalam tiga spesies kelelawar Rhinolophus yang berbeda, umumnya dikenal sebagai kelelawar tapal kuda. Sekuensing RNA mengungkapkan bahwa virus-virus ini lebih dari 95 persen identik dengan SARS-CoV-2, dan satu, virus terdekat dengan SARS-CoV-2 yang ditemukan sejauh ini, adalah 96,8 persen serupa.
Eksperimen lebih lanjut menunjukkan bahwa domain pengikatan reseptor dari virus memiliki afinitas tinggi untuk reseptor ACE2 manusia. Ini sebanding dengan afinitas strain SARS-CoV-2 yang ditemukan para ilmuwan pada awal pandemi, menunjukkan bahwa virus ini dapat menginfeksi manusia secara langsung.
Tahun lalu, para ilmuwan mendeteksi virus serupa di Yunnan, di Cina Barat Daya. Virus itu 96,1 persen mirip dengan SARS-CoV-2, yang berarti makalah ini menggambarkan virus terdekat yang terdeteksi.
Prof Edward Holmes dari University of Sydney, Australia, yang telah mempelajari kemunculan dan penyebaran SARS-CoV-2 tetapi tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Medical News Today bahwa makalah itu sangat signifikan.
“Menurut saya, virus ini tidak hanya ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. Ekologi tidak seperti itu. Saya menduga mereka juga akan ditemukan pada spesies mamalia lain tetapi belum diambil sampelnya,” kata Prof. Holmes.
“Beberapa virus Laos ini sangat dekat dengan SARS-CoV-2 dalam domain pengikatan reseptor utama (bagian dari protein lonjakan) virus. Ini berarti inti fungsional virus ada di alam, jadi tidak perlu berpikir bahwa virus entah bagaimana diciptakan atau diadaptasi di laboratorium,” tambah Prof. Holmes.
MEDICAL NEWS TODAY
Baca:
Temuan Dokter: Gejala Long Covid Bisa Berkembang ke Rawat Ulang