Dokter UI: Biopsi Tak Akan Memperburuk Tumor

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 2 Oktober 2021 16:53 WIB

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis bedah onkologi dari Universitas Indonesia, dr. Farida Briani Sobri, SpB (K)Onk, membantah anggapan sebagian orang yang mengatakan biopsi dapat menyebabkan benjolan atau tumor makin memburuk.

"Bila biopsi dilakukan sesuai standar medis maka tidak benar biopsi membuat tumor menjadi buruk," ujar dia dalam sebuah diskusi kesehatan secara virtual mengenai kanker payudara, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Biopsi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut menggunakan mikroskop. Biopsi merupakan pemeriksaan histopatologi sebagai acuan untuk membantu dokter menentukan jenis kanker dan pengobatan penyakit yang optimal.

Menurut Farida, biopsi tidak akan mengubah sifat tumor. Bila tumor ternyata ganas atau kanker maka biopsi tidak akan menyebabkannya semakin menyebar ke organ lain. Sebaliknya, hasil biopsi bisa menjadi informasi penting bagi dokter untuk mengobati pasien dengan cara tepat.

Pemeriksaan biopsi ini berbeda dari tindakan USG, mamografi atau MRI yang sifatnya pencitraan dan tak mengarah pada diagnosis pasti melainkan sebatas kecurigaan terhadap suatu benjolan yang ditemukan.

Advertising
Advertising

"Harus tanya diagnosis patologinya sehingga biopsi indikasi dikerjakan bila para dokter pada pemeriksaan fisik atau klinis menemukan massa yang kami curigai ganas, juga pada pemeriksaan yang meragukan untuk mendapatkan kepastian," kata Farida yang berpraktik di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre.

Saat ini ada beragam metode biopsi, namun satu yang menjadi rekomendasi para dokter onkologi adalah biopsi jarum inti atau core biopsy dengan panduan USG karena akurasinya tinggi, yakni 97-99 persen, dan bisa membedakan lesi in-situ dengan lesi invasif. "Core biopsy dianjurkan ahli onkologi seluruh dunia karena bermanfaat dalam menentukan jenis kanker dan terapi yang optimal," tutur Farida.

Awalnya, metode biopsi ini hanya untuk mendeteksi benjolan tak teraba, tetapi sekarang digunakan pada semua benjolan payudara bahkan yang besarnya 0,5 cm.

Sementara itu, metode lainnya yakni biopsi jarum halus (FNAB) yang masih banyak dilakukan sudah tidak disarankan lagi, karena akurasinya rendah. Menurut Farida, seringkali pasien setelah dibiopsi FNAB akhirnya harus menjalani biopsi lain untuk mendapatkan kepastian diagnosis.

Di sisi lain, apabila FNAB menghasilkan diagnosis keganasan, maka ini tidak dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistokimia untuk mendapatkan data sifat biologi kanker. Selain itu, ada pula biopsi dengan operasi terbuka. Prosedur ini konvensional atau kuno ini memiliki risiko komplikasi seperti perdarahan, infeksi dan biaya lebih tinggi.

ANTARA

Baca:
Temuan Dokter: Gejala Long Covid Bisa Berkembang ke Rawat Ulang

Berita terkait

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

3 jam lalu

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Ganefri, mengatakan pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2024 hari pertama berjalan lancar.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

13 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

1 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

1 hari lalu

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

1 hari lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

1 hari lalu

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

1 hari lalu

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

3 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

5 hari lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

5 hari lalu

Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya