Tiga Spesies Baru Ikan Gobi Air Tawar Ditemukan di Jepang dan Filipina

Rabu, 6 Oktober 2021 14:34 WIB

Spesies baru ikan gobi ditemukan, yaitu Lentipes bunagaya (atas kiri), Lentipes palawanirufus (atas kanan), Lentipes armatus (bawah). Kredit: Ken Maeda

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tim ahli biologi dari Jepang dan Filipina telah mengidentifikasi tiga spesies baru ikan gobi, yang termasuk dalam genus Lentipes. Temuan itu dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Systematics and Biodiversity pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Salah satu spesies baru ditemukan hidup di kepulauan Filipina Palawan dan telah diberi nama ilmiah Latin Lentipes palawanirufus, yang berarti lentipes gobi merah Palawan. Dua spesies baru lainnya ditemukan di Okinawa, sebuah pulau sub-tropis di Jepang, dan diberi nama Lentipes kijimuna dan Lentipes bunagaya.

Ken Maeda, penulis studi yang juga ilmuwan Marine Eco-Evo-Devo Unit, Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University (OIST), mengatakan nama itu terinspirasi oleh Kijimuna dan Bunagaya, roh kayu dalam mitologi rakyat Okinawa yang biasanya digambarkan memiliki rambut atau kulit merah. "Seperti nama mereka, kedua spesies baru ini memiliki tanda merah di tubuh mereka,” ujar dia, dilansir Phys, Selasa.

Lentipes kijimuna adalah spesies pertama yang ditemukan pada tahun 2005, ketika Maeda menemukan ikan gobi jantan yang tampak asing saat melakukan penelitian lapangan untuk gelar Ph.D di University of the Ryukyus, Jepang. Dia mengaku terkejut melihat kepala dan bagian tubuh bawahnya yang merah menyala.

“Bentuknya mirip dengan Lentipes armatus yang sampai sekarang merupakan satu-satunya spesies Lentipes yang dikenal di Jepang, tapi pola warnanya benar-benar berbeda,” kata Maeda.

Advertising
Advertising

Pola warna adalah karakteristik yang mudah diamati, tapi hubungan antara warna tubuh dan spesies tidak jelas. Dalam beberapa kasus, dua spesies ikan yang berbeda dapat terlihat identik dalam pola warna, tapi di lain waktu, ikan dari spesies yang sama dapat menunjukkan banyak variasi dalam pola warna yang dikenal sebagai morf warna.

Untuk mengetahui apakah ikan ini hanya morf warna langka dari Lentipes armatus, atau spesies baru sama sekali, para peneliti perlu memeriksa DNA-nya secara ekstensif. Tapi pertama-tama, mereka membutuhkan lebih banyak spesimen.

Baru pada 2010, setelah bergabung dengan OIST sebagai peneliti, Maeda menemukan tiga ikan jantan lagi di Okinawa dengan warna merah unik yang sama dan mengumpulkan salah satunya untuk penelitian selanjutnya. Kemudian pada 2012, dia membuat penemuan lain—morf warna kedua, juga jantan. Yang ini memiliki dua pita merah di tubuh bagian bawah.

Selama survei ikan air tawar di Palawan dari 2015-2018 dalam proyek kolaborasi antara OIST dan Western Philippines University, Maeda menemukan jantan yang menunjukkan variasi warna ketiga. Dengan kepala merah cerah dan tubuh bagian bawah coklat kemerahan.

Setelah mengumpulkan sampel yang cukup, Maeda dan rekannya mengungkap hubungan evolusi antara ikan dengan pola yang berbeda. Mereka menganalisis semua DNA mitokondria, dan kemudian melihat lokasi spesifik di seluruh genom, termasuk nukleus.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam DNA dari mitokondria, tapi menemukan bahwa perubahan kecil pada DNA di seluruh genom memisahkan ikan menjadi empat spesies berbeda, sejalan dengan pola warnanya. ”Kami pikir ikan ini pasti telah menyimpang baru-baru ini, sehingga gen mitokondria tidak memiliki cukup waktu untuk bermutasi," kata Hirozumi Kobayashi, mahasiswa Ph.D di University of the Ryukyus yang menganalisis DNA nuklir.

Maeda juga menegaskan bahwa ikan tersebut tampak berbeda dalam bentuk tubuh dan pola warna dari 19 spesies Lentipe yang dikenal di dunia.

Para peneliti percaya bahwa pola warna yang berbeda dari jantan Lentipes memainkan peran penting dalam mempertahankan garis keturunan mereka yang terpisah. Tim juga melaporkan bahwa selama berhubungan, jantan menunjukkan warna yang lebih cerah dari biasanya dan menunjukkan perilaku khusus yang menonjolkan pola warna spesifik mereka saat mendekati betina.

“Betina mungkin tidak menerima jantan dari spesies lain dengan pola warna yang berbeda, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi ini,” tertulis dalam penelitian.

PHYS | SYSTEMATICS AND BIODIVERSITY

Baca:
Peneliti BRIN dan NUS Temukan 27 Spesies Baru dalam Ekspedisi SJADES

Berita terkait

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

4 jam lalu

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

Tak semua ikan punya kandungan nutrisi super yang sama sehingga disarankan untuk memilih yang tepat. Berikut saran ahli diet.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

4 hari lalu

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

9 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

9 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

12 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

14 hari lalu

Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

Mengganti daging merah dengan ikan seperti ikan sarden, herring, hingga ikan teri dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahun pada 2050.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

29 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

33 hari lalu

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.

Baca Selengkapnya