Jakarta Terancam Tenggelam, Profesor BRIN Sebut Faktor Lokal

Rabu, 6 Oktober 2021 16:17 WIB

Kawasan pesisir Ancol di Jakarta Utara, Selasa, 28 September 2021. ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor di Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, membeberkan tiga faktor utama penyebab Jakarta dan Pantai Utara Jawa terancam tenggelam, yakni tingginya air muka laut, penurunan muka tanah, dan faktor lokal.

“Kalau faktor lokal ini memang Jakarta dulu banyak rawa, sejak zaman Belanda juga. Memang daerah tempat untuk menampung air sebenarnya,” ujar dia dalam acara virtual Prof Talk bertajuk ‘Benarkah Jakarta dan Pantura akan Tenggelam?’, Rabu, 6 Oktober 2021.

Untuk fenomena naiknya air laut setinggi 3-10 mm per tahun, Eddy melanjutkan, sudah bisa membuat masuknya air ke darat, tapi secara angka tidak terlalu parah. Sementara penurunan muka tanah kisarannya terjadi 6-10 tahun yang juga tidak terlalu parah, tergantung lokasi wilayahnya. “Tapi berdampak serius pada kawasan di tepi pantai,” katanya lagi.

Kenaikan air laut berkaitan dengan rob, menurutnya, sudah diindikasikan sejak tahun 2000-an. Aktivitasnya juga tidak terlalu besar, karena hanya 3-10 mm per tahun. Namun, dampaknya menyeluruh, dan berkaitan dengan mencairnya es di kutub—yang tidak bisa dihentikan karena tergantung pada emisi CO2 yang ada saat ini.

Sedangkan penurunan muka tanah, banyak dijumpai pada tanah yang lunak, terutama yang ada di sepanjang Pantai Utara Jawa, termasuk juga tanah gambut yang ada di Kalimantan Selatan. Namun, penurunan muka tanah ini aktivitasnya bisa sangat cepat dan bisa dicegah. “Jika naiknya muka air laut saja yang terjadi atau penurunan muka tanah semata, maka dampaknya tidak sedahsyat jika keduanya terjadi bersamaan,” tutur Eddy

Advertising
Advertising

Isu mengenai ancaman tenggelamnya Jakarta sudah ada sejak lama, bahkan jauh sebelum tahun 2008. Menurut pakar meteorologi itu, untuk mencegah hal itu terjadi yang paling penting adalah strategi adaptasi, serta memerlukan gagasan, solusi, dan aksi nyata supaya menghasilkan kebijakan yang didasari hasil saintifik mendalam. “Jadi hasil kajian ilmiahnya betul-betul dalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang diteliti,” ujar dia.

Baca:
Angkatan Laut AS Jual Dua Kapal Induk Bekas Seharga 1 Sen Per Kapal

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

22 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

3 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

3 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya