WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin Malaria Pertama di Dunia untuk Anak

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 7 Oktober 2021 16:19 WIB

Seorang tenaga kesehatan melakukan tes diagnostik cepat dalam kamp kesehatan malaria satu hari di Kampala, Uganda, pada 26 April 2021. Kredit: Xinhua/Nicholas Kajoba

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 6 Oktober 2021, mengatakan bahwa mereka merekomendasikan penggunaan luas vaksin malaria pertama di dunia bernama RTS,S/AS01 (RTS,S) untuk anak-anak di sub-Sahara Afrika.

Vaksin ini merupakan hasil penelitian dan pengembangan selama 30 tahun oleh perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline (GSK) melalui kemitraan dengan organisasi nirlaba internasional Program for Appropriate Technology in Health (PATH) bersama jaringan pusat-pusat penelitian di Afrika.

WHO mengatakan bahwa rekomendasinya didasarkan pada hasil dari 2,3 juta lebih dosis vaksin yang telah diberikan kepada lebih dari 800.000 anak di negara-negara percontohan, yaitu Ghana, Kenya, dan Malawi sejak 2019.

Menurut WHO, lebih dari dua pertiga anak-anak di ketiga negara itu yang tidur tanpa kelambu mendapat manfaat dari vaksin ini. Vaksin itu mengurangi penyakit malaria parah sekitar 30 persen, bahkan ketika diperkenalkan di daerah-daerah yang banyak menggunakan kelambu berinsektisida serta memiliki akses yang baik untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.

Vaksin tersebut memiliki profil keamanan yang baik, kata WHO, tanpa dampak negatif pada penggunaan kelambu, vaksinasi anak lainnya, atau upaya pengobatan untuk penyakit demam.

Advertising
Advertising

"Vaksin ini aman, secara signifikan mengurangi malaria berat yang mengancam jiwa, dan kami memperkirakan ini sangat menghemat biaya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.

Menurut WHO, vaksin ini harus diberikan dengan jadwal empat dosis pada anak-anak mulai usia lima bulan untuk mengurangi penyakit dan beban malaria.

Malaria adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan.

Catatan WHO menunjukkan bahwa malaria tetap menjadi penyebab utama penyakit dan kematian pada anak di sub-Sahara Afrika. Lebih dari 260.000 anak-anak Afrika di bawah usia lima tahun meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya.

XINHUA | ANTARA

Baca:
Ditemukan, Parasit Malaria Tak Ada di Darah Ternyata Sembunyi di Limpa

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

4 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

14 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya