Tim Dosen Pertanian Unpad Riset Tomat Lambat Busuk dan Tanpa Biji

Sabtu, 9 Oktober 2021 02:00 WIB

Tim peneliti Fakultas Pertanian Unpad meneliti tomat agar tahan lama pasca anen dan tanpa biji dengan rekayasa genetika. (Dok.Unpad)

TEMPO.CO, Bandung - Tim Dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran melakukan rekayasa genetika dan budidaya tomat. Hasilnya, buah tomat bisa menjadi lebih lama hingga 8 hari sebelum menjadi busuk. Selain itu ada tomat tanpa biji yang bisa tumbuh di dataran rendah.

Riset tomat itu merupakan kelanjutan dari hasil penelitian anggota tim, Syariful Mubarok, saat menempuh studi Doktor di University of Tsukuba, Jepang pada 2013. Bersama tim, Syariful melakukan seleksi beberapa mutan yang mengalami mutasi pada gen yang berhubungan dengan fungsi kerja hormon etilen. Hormon pada tumbuhan itu dapat mempercepat proses pematangan buah.

Dari hasil riset yang dilakukan bersama tim dari University of Tsukuba, mereka mendapatkan beberapa mutan tomat yaitu Sletr1-1, Sletr1-2, Sletr4-1, dan Sletr5-1 yang kesemuanya kurang sensitif terhadap etilen. Dengan metode persilangan, hibrida tomat mutan Sletr1-1 dan Sletr1-2 diketahui memiliki keunggulan karena penyimpanan buahnya bisa lebih lama.

“Di Jepang, hibrida tomatnya mengalami peningkatan ketahanan simpan sampai 5 hari lebih lama,” kata Syariful di laman Unpad, Senin 4 Oktober 2021. Dengan materi genetik yang sama, tomat di sini lama simpannya bisa mencapai 8 hari untuk yang jenis hibrida “Nutrisi ataupun kualitas pasca panennya tidak ada perbedaan,” kata dia. Kondisi itu akan menguntungkan penjual dan konsumen tomat.

Tim Unpad dan University of Tsukuba juga tengah mengembangkan riset tomat tanpa biji. “Kita kembangkan untuk mengatasi permasalahan budidaya tomat pada suhu tinggi,” kata Syariful. Biasanya kebun tomat berada di dataran tinggi yang suhunya lebih rendah.

Advertising
Advertising

Tantangannya di dataran rendah, tomat akan terhambat proses pembentukan buahnya. Penyebabnya sterilitas dari polen atau serbuk sari sehingga pembuahan menjadi gagal. Rekayasa genetika yang dilakukan yaitu membuat tomat bisa tumbuh tanpa proses pembuahan. Selain itu, pengembangan tomat tanpa biji untuk meningkatkan rasa manis pada buah dan warnanya lebih merah.

Baca juga:
Capsaicin Antar Ilmuwan Ini Raih Nobel Kedokteran 2021

Berita terkait

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

2 jam lalu

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

4 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

5 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

5 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

22 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

1 hari lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

1 hari lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya