Pakar FKUI Sebut Antibodi Covid-19 Alami Hanya Bertahan 3-8 Bulan

Rabu, 13 Oktober 2021 20:29 WIB

Petugas medis menyuntikan dosis vaksin Sinopharm kepada pencari suaka saat vaksinasi COVID-19 di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis, 7 Oktober 2021. Vaksinasi tersebut digelar atas kerja sama Pemprov DKI Jakarta, UNHCR dan Kadin Indonesia. Sebanyak 600 vaksin dosis pertama disediakan dalam vaksinasi tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan berapa lama kekebalan yang berasal dari antibodi Covid-19 alami dapat bertahan. Antibodi alami ini timbul berdasarkan infeksi Covid-19 secara alamiah.

“Berdasarkan penelitian sejauh ini, antibodi alamiah bisa bertahan antara 3-8 bulan, walaupun ada juga yang menemukan sampai satu tahun,” ujar Tjandra saat dihubungi Rabu, 13 Oktober 2021, sambil menambahkan bahwa kesimpulannya penyintas memang baiknya juga ikut divaksinasi.

Tjandra yang merupakan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu mengatakan kekebalan alamiah bisa terjadi melalui Sel T Limfosit—kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler.

Sementara, kekebalan yang muncul karena vaksin Covid-19, dibuat sedemikian rupa untuk bisa meningkatkan kekebalan secara maksimal. “Tapi tentu masih harus ditunggu evaluasi selanjutnya tentang berapa lama bertahannya dan apakah perlu dosis ketiga dan lainnya,” katanya lagi.

Sementara menurut dokter di University of Wisconsin Hospital and Clinic, Amerika Serikat, Jeff Pothof, bukti menunjukkan vaksin memberikan kekebalan yang lebih baik untuk jangka waktu yang lebih lama. Dia menerangkan, kekebalan alami berkurang lebih cepat dari yang diperkirakan para ahli kesehatan.

Advertising
Advertising

“Kekebalan alami itu berkurang dengan cepat setelah 90 hari. Pada tahap awal pandemi, para ahli kesehatan berpikir bahwa kekebalan akan bertahan lebih dari enam bulan,” tutur dia, seperti dikutip WSAW, Rabu, sambil menambahkan bahwa itu sebanding dengan apa yang diberikan vaksin.

Pothof juga merujuk sebuah studi yang akademis yang menemukan bahwa seseorang dua kali lebih mungkin memiliki kasus reinfeksi atau terinfeksi Covid-19 ulang, jika bergantung pada kekebalan alami saja. Senada dengan Tjandra, Pothof juga menyarankan agar seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 tetap perlu divaksin.

“Orang yang sudah terinfeksi Covid-19 secara alami dan sudah divaksin lengkap adalah yang paling terlindungi karena memiliki tingkat antibodi yang tinggi,” tutur dia.

Baca:
Studi: Penyintas dan Penerima Vaksin Covid-19 Punya Antibodi Identik

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

13 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

22 jam lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

1 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

2 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

3 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

6 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

6 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya