Ternyata Tak Sama, Inilah 7 Perbedaan Buaya dan Aligator

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Sabtu, 23 Oktober 2021 15:39 WIB

Buaya beristirahat di sebuah kandang di Madras Crocodile Bank, Mahabalipuram, India, 3 Agustus 2020. Taman buaya ini merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 buaya dan aligator, serta reptil lain seperti kura-kura, kadal, dan ular. REUTERS/P. Ravikumar

TEMPO.CO, Jakarta - Sekilas buaya dan aligator memiliki rupa yang sama. Tapi jika ditelisik lebih lanjut, Anda akan menemukan keduanya memiliki perbedaan.

Ada beberapa hal yang bisa Anda amati untuk membedakan buaya dan aligator. Mulai dari warna, moncong, hingga ukuran.

Dilansir dari laman Everyday Reptiles, Rabu, 31 Maret 2021, perbedaan antara buaya dan aligator yang pertama adalah warnanya. Ini adalah hal termudah untuk membedakan kedua spesies ini.

Buaya biasanya berwarna abu-abu dan memiliki bagian bawah berwarna putih atau kuning. Kombinasi warna gelap terang ini disebut countershading yang memungkinkan mereka berbaur dengan air saat berburu. Warna spesies buaya lebih tergantung pada warna lingkungan mereka.

Misalnya, biaya air asin memiliki sisik gelap yang membantunya berbaur dengan ganggang. Sedangkan buaya Nil mempunyai bintik-bintik hijau tua dan coklat yang cocok de gan substrat Sungai Nil.

Advertising
Advertising

Sementara itu, aligator mempunyai warna hijau tua hingga hitam yang lebih gelap daripada buaya. Sama seperti buaya, warnanya juga bervariasi tergantung habitatnya.

Perbedaan kedua adalah ukuran buaya lebih besar daripada ukuran aligator. Buaya Amerika misalnya yang memiliki panjang 7 meter, sedangkan aligator jantan memiliki panjang rata-rata 3,6 - 3,9 meter dan aligator betina panjangnya 2,4 - 3 meter.

Buaya juga lebih berat daripada aligator. Buaya memiliki bobot lebih dari 453,5 kg, sementara aligator jantan bobotnya mencapai 453,5 kg dan aligator betina berbobot 226,7 - 317,5 kilogram.

Perbedaan ketiga adalah moncongnya. Buaya memiliki moncong runcing berbentuk V, sedangkan moncong aligator lebih lebar bagian bawahnya karena berbentuk U.

Jika memperlihatkan giginya, buaya akan memperlihatkan gigi atas dan gigi bawahnya dalam semacam formasi bergerigi. Sementara aligator jika menunjukkan giginya hanya terlihat gigi atasnya saja.

Perbedaan kelima, buaya memiliki gigitan yang lebih kuat. Gigi tajam dan runcing buaya dirancang untuk menghancurkan mangsa mereka, bukan untuk merobeknya.

Perbedaan keenam, aligator memiliki bintik hitam kecil di dekat rahang mereka, sedangkan buaya memiliki bintik-bintik hitam di seluruh tubuh mereka. Ini adalah reseptor tekanan kubah yang membantu mengatur tekanan air saat berenang dan mendeteksi riak dalam air.

Tak heran, buaya sangat pandai berenang di perairan terbuka daripada aligator. Perbedaan ketujuh adalah tempat hidup mereka.

Aligator biasanya tinggal di dekat tepi laut. Secara alami, habitat mereka adalah rawa, danau, dan daerah aliran sungai yang rendah. Mereka tidak bisa tinggal di air asin.

Sedangkan, buaya umumnya tinggal di rawa-rawa dan lahan basah di sepanjang sungai dan danau. Kadang mereka menjelajahi dari sungai ke sungai dan bergerak cepat karena mereka bisa hidup di perairan asin.

Meski buaya dan aligator sama-sama berdarah dingin, namun buaya membutuhkan temperatur yang lebih hangat untuk bertahan hidup. Dibandingkan buaya, aligator lebih bisa bertahan terhadap temperatur rendah.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Anak Aligator Makanan Enak Bagi Aligator Lain

Berita terkait

Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

2 hari lalu

Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

Warna putih adalah warna pakaian yang cocok digunakan di cuaca panas. Sebab, warna putih membuat tubuh tetap sejuk dan dapat mencegah suhu udara panas tinggi masuk di tubuh dengan lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Tips Optimalkan Space untuk Rumah Minimalis

14 hari lalu

Tips Optimalkan Space untuk Rumah Minimalis

Kamu juga ingin punya hunian berkonsep minimalis? Simak beberapa tips untuk mengoptimalkan space rumah minimalis menjadi hunian impian.

Baca Selengkapnya

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

19 hari lalu

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

Warga Kabupaten Mukomuko dilaporkan tewas diserang buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan. Kasus kedua dalam dua tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

21 hari lalu

Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

Memilih pakaian dengan corak dan warna pada musim yang tepat dapat berdampak pada persepsi dalam hal gaya dan mode.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

23 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

34 hari lalu

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.

Baca Selengkapnya

ZTE Changxing 60 Diluncurkan di China, Desainnya Mirip Ponsel Flagship Lawas Huawei

44 hari lalu

ZTE Changxing 60 Diluncurkan di China, Desainnya Mirip Ponsel Flagship Lawas Huawei

Ponsel ZTE Changxing 60 dilengkapi chipset UNISOC T7520 yang dipasangkan dengan RAM LPDDR4X hingga 6GB dan penyimpanan UFS 3.1 128GB.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

52 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

54 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya