Diusung Dua Anak Muda, Aksara Kawi Bakal Rilis di Tabel Unicode Tahun Depan

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Selasa, 26 Oktober 2021 11:44 WIB

Pengusung proposal Unicode aksara Kawi Ilham Nurwansah dan Aditya Bayu Perdana. Kredit: PANDI

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan Digitisasi aksara Kawi ke Unicode menemui babak baru. Pada pertengahan tahun depan aksara Kawi diperkirakan sudah resmi dirilis ke dalam tabel Unicode. Hal ini tidak lepas dari peranan pengusung proposal Unicode aksara Kawi Ilham Nurwansah dan Aditya Bayu Perdana.

Menurut Ilham Nurwansah, aksara Kawi sebelumnya telah didaftarkan ke Unicode oleh seorang pria berkebangsaan India bernama Anshuman Pandey. Namun, menurut Ilham, Aksara Kawi yang didaftarkan ke Unicode belum lengkap karena Pandey kekurangan referensi untuk penelitian.

Proposal pengajuan aksara Kawi yang diajukan oleh pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah, diterima secara resmi oleh Unicode. Kredit: PANDI

“Pengajuan aksara Kawi sebelumnya pernah didaftarkan oleh Anshuman Pandey pada tahun 2012, yaitu Preliminary Proposal to Encode the Kawi Script. Namun Aksara Kawi yang sudah terdaftar belum lengkap dan harus diperbaharui kembali,” ungkap Ilham yang juga merupakan konsultan PANDI dalam program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN).

Ilham menambahkan bahwa ia dan rekannya Aditya Bayu Perdana memperbaharui dan mengajukan kembali proposal aksara Kawi ke Unicode pada September tahun 2020 silam. Setelah pengajuan tersebut, Unicode merespons dan memberikan evaluasi dan catatan lalu revisi proposalnya dikirimkan kembali oleh keduanya pada Desember 2020.

Advertising
Advertising

Pengusul aksara Kawi ke Unicode, Aditya Bayu Perdana, mengatakan bahwa Unicode telah merespons secara tertulis dan secara intens melakukan rapat dengan Script Ad Hoc Unicode beberapa kali.

“Berdasarkan beberapa pertemuan Script Ad Hoc yang saya dan Ilham ikuti, beberapa proposal aksara Kawi sudah diusulkan dan diterima oleh Unicode, telah diterima dan direncanakan akan diterbitkan pada Unicode versi 15.0, berdasarkan dokumen Unicode Technical Committee (UTC),” tutur Aditya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Bidang Pengembangan usaha, Pemasaran dan Kerjasama PANDI, Heru Nugroho, menyambut antusias kabar tersebut. Ia mengungkapkan pada akhirnya ada sosok anak muda asli Indonesia yang bisa mendaftarkan aksara Nusantara ke Unicode.

Adapun aksara Nusantara yang sudah masuk ke dalam tabel Unicode sebelumnya adalah aksara Jawa, Sunda, Bali, Batak, Rejang, dan Lontaraq, di mana seluruh pengusul aksara yang sudah masuk Unicode tersebut adalah peneliti asing, meskipun secara teknis banyak dibantu pegiat atau akademisi dari Indonesia.

“Kita bangga bahwa pengusung untuk digitisasi aksara kawi ke Unicode akhirnya akan dituntaskan oleh pribumi Indonesia. Meskipun diawali oleh seorang dari India, Anshuman Pandey, namun pada akhirnya disusun ulang dan dilengkapi oleh Ilham Nurwansah dan Aditya Bayu Perdana. Diperkirakan tahun depan Unicode sudah akan rilis resmi pada tabel Unicode, dan pada akhirnya Aksara Kawi bisa diupayakan untuk proses digitalisasi,” pungkas Heru.

Baca:
Proposal Aksara Kawi Diterima Unicode, Selangkah Lagi Tersedia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

8 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

11 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

12 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

16 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya