Bisa Lama, Gempa Swarm Jawa Tengah Intai Rumah Hingga Jalan Bertebing

Rabu, 27 Oktober 2021 05:28 WIB

Gempa dengan magnitudo 3,0 mengguncang barat laut Kota Salatiga pada pukul 06:33:46 WIB. Kredit: BMKG

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat beragam potensi bahaya di daerah gempa swarm Jawa Tengah. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan daerah berbahayanya mulai dari dalam hingga luar rumah, seperti jalan raya bertebing.

Sejak Sabtu dini hari lalu hingga Senin, 25 Oktober 2021, BMKG mencatat 36 kali gempa menerus atau swarm. Sumber gempanya berada di sekitar Danau Rawa Pening, Jawa Tengah. Getaran gempanya dengan kekuatan bermagnitudo antara 2,1 dan 3,5 itu sebagian dirasakan warga daerah Banyubiru, Ambarawa, Salatiga, dan sekitarnya.

Berdasarkan kejadian gempa serupa di daerah lain, kata Daryono, swarm bisa terus berlangsung sampai lama. Waktunya dari hitungan hari hingga tahunan.

Pada bangunan rumah warga yang sudah mengalami kerusakan ringan, munculnya retakan dinding tembok akibat swarm menunjukkan kualitas bangunan tembok yang kurang bagus. “Jika makin besar retakan maka untuk sementara sebaiknya tidak ditempati,” ujar Daryono, Selasa 26 Oktober 2021.

Alasannya karena jika terjadi guncangan lebih besar dan berulang, kerusakan bangunan akan bertambah dan berisiko bagi keselamatan penghuni. Menurutnya pada bangunan rumah yang rusak ringan, harus dilakukan penguatan.

Advertising
Advertising

Menurut Daryono, wilayah Banyubiru, Ambarawa, dan Salatiga berada dekat atau terdapat jalur sesar aktif seperti Sesar Merapi-Merbabu, Sesar Rawapening, Sesar Ungaran dan sesar lain yang belum teridentifikasi. “Ini semua dapat memicu gempa suatu saat nanti,” kata dia.

Selain bangunan, lereng tebing juga harus diwaspadai. Alasannya karena gempa swarm yang terus terjadi dapat mengganggu kestabilan lereng hingga mudah longsor. Selain itu runtuhan batu juga bisa ambrol di wilayah perbukitan.

Selama masa aktivitas gempa swarm itu, BMKG mengimbau warga untuk sementara waktu tidak melakukan pendakian. “Jika tidak sangat penting agar menghindari jalan bertebing terjal dan berbatu,” kata Daryono.

Baca:
Gempa Swarm Jawa Tengah Terus Menyusut, BMKG: Bisa Kambuhan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

11 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

12 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

13 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

16 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

20 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

21 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

21 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

22 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya