Militer Israel Pakai Teknologi Pengenalan Wajah untuk Lacak Warga Palestina
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Selasa, 9 November 2021 10:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel dilaporkan telah mengerahkan teknologi program pengenalan wajah ekstensif untuk melacak warga Palestina, tepatnya di wilayah tepi barat. Wilayah tersebut berada di barat Sungai Yordan yang telah diduduki Israel.
Mantan tentara Israel menjelaskan tentang teknologi yang terpasang di smartphone dan disebut Blue Wolf, yang mengambil foto orang Palestina dan menyimpannya dalam database skala besar. Setelah gambar diambil, Blue Wolf akan mencocokkan gambarnya dengan seseorang di database-nya.
“Kemudian ponsel tentara akan memancarkan warna tertentu yang menandakan jika orang itu harus ditangkap, ditahan, atau dibiarkan tidak terganggu,” ujar tentara yang tidak disebutkan namanya kepada Washington Post, Senin, 8 Oktober 2021.
Laporan juga mencatat, tentara Israel telah mengisi database dengan ribuan gambar orang Palestina selama dua tahun terakhir, bahkan mengadakan ‘kompetisi’ yang memberi penghargaan kepada tentara karena mengambil foto orang paling banyak. “Basis data pada dasarnya adalah Facebook for Palestinians," kata dia.
Militer Israel juga telah memasang kamera di seluruh kota Hebron yang memindai wajah warga Palestina dan mengidentifikasi mereka untuk tentara di pos pemeriksaan. Sementara itu, serangkaian kamera CCTV, beberapa di antaranya mengarah ke rumah-rumah penduduk, memberikan pemantauan langsung 24 jam 7 hari.
“Saya diberitahu bahwa sistem pengawasan diberlakukan untuk mencegah terorisme,” tutur sumber tersebut.
Kota terbesar di tepi barat, Hebron, telah menyaksikan konflik pahit dan berkepanjangan antara penduduk Israel dan Palestina. Sebagian besar kota dikelola langsung oleh militer Israel, yang memberlakukan jam malam dan pembatasan pergerakan lainnya pada penduduk setempat.
“Saya tidak akan merasa nyaman jika mereka menggunakannya di mal di kampung halaman saya, anggap saja seperti itu,” kata mantan tentara itu sambil menambahkan bahwa sebelumnya orang-orang khawatir tentang sidik jari.
Namun, ada sejumlah sistem serupa yang diterapkan di negara lain, dan semuanya kontroversial. Cina mengembangkan sistem pengenalan wajah serupa untuk memantau populasi minoritas Uyghur, meskipun tidak jelas seberapa luas sistem itu digunakan.
Moskow juga baru-baru ini menambahkan sistem pembayaran pengenalan wajah ke ratusan stasiun metro. Sementara Inggris meluncurkan sistem pembayaran pemindaian wajah serupa untuk anak sekolah saat makan siang.
WASHINGTON POST | THE VERGE
Baca: Kasus Pertama, Varian Delta Plus Menginfeksi Bocah Israel Usia 11 Tahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.