Ini Alasan Yahoo Berhenti Beroperasi di Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 11 November 2021 15:50 WIB

Logo Yahoo

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini banyak perusahaan teknologi besar di Cina yang perlahan-lahan mulai meninggalkan negeri tirai bambu tersebut. Yahoo menjadi salah satu perusahaan yang baru saja angkat kaki dari Cina. Dilansir dari forbes.com, lingkungan bisnis dan kerangka regulasi yang tidak mendukung, bahkan cenderung mempersulit, menjadi alasan hengkangnya Yahoodari negeri tirai bambu.

Lingkungan bisnis dan kerangka regulasi yang tidak mendukung berkaitan dengan kebijakan sensor besar-besaran yang diterapkan oleh Pemerintah Cina. Dilansir dari learningenglish.voa.com, sensor-sensor tersebut diterapkan untuk memblokir berbagai wacana politik yang cenderung subversif dan sensitif. Hal tersebut membuat berbagai startup berbasis teknologi kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.

Namun dalam penerapannya, sebagaimana dilansir dari euronews.com, kebijakan sensor tersebut justru merugikan banyak perusahaan teknologi asing, terutama yang berasal dari barat. Sebelum memutuskan untuk berhenti beroperasi pada 1 November 2021, beberapa aplikasi, produk, dan pelayanan yang disediakan Yahootelah diblokir oleh Pemerintah Cina. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa perusahaan teknologi asing lain, seperti Microsoft dan Epic Games, yang kemudian juga memutuskan untuk memberhentikan beberapa layanannya di Cina.

Kondisi yang berbeda justru terjadi pada perusahaan-perusahaan teknologi asal Cina. Ketika perusahaan-perusahaan teknologi barat mulai meninggalkan Cina, berbagai perusahaan teknologi Cina mendominasi negaranya sendiri. Dilansir dari digitalcrew.com.au, mesin pencarian buatan perusahaan Cina, Baidu, mendominasi pasar teknologi. Pangsa pasar Baidu, sebagaimana dilansir dari statcounter.com, mencapai 85,41 persen. Sementara itu, mesin pencari Sougou dan Microsoft Bing menjadi berada di urutan selanjutnya, dengan besar pangsa pasar masing-masing 5,19 persen dan 3,35 persen.

Sementara itu, sebagaimana dilansir dari time.com, beberapa ahli berpendapat bahwa banyaknya perusahaan teknologi barat yang berhenti beroperasi di Cina bukan hanya merupakan masalah kebijakan ekonomi. Mereka berpendapat bahwa memanasnya tensi geopolitik antara Cina dan Amerika Serikat membuat berbagai perusahaan teknologi barat kesulitan beroperasi di Cina.

Advertising
Advertising

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Yahoo Tutup Kantor Riset di Cina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

3 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

4 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya