Pakar ITB Sebut Data Petir BMKG Tak Bisa Dipakai di Kebakaran Kilang, Alasannya?

Senin, 15 November 2021 19:09 WIB

Kobaran api terlihat di Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Minggu dini hari, 14 November 2021. Api membakar tangki 36 T 102 berisi komponen pertalite pada Sabtu (13/11) pukul 19.10 WIB. ANTARA/Idhad Zakaria

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebakaran tangki bahan bakar minyak di area kilang Pertamina secara berulang diwarnai kontroversi soal peran petir. Pakar petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat mengatakan ada alat untuk mendeteksi dan verifikasi petir yang bisa dipasang Pertamina.

“Setidaknya kita tidak akan terlalu lama berdebat tentang penyebab (kebakaran) karena petirnya kan tidak bisa menjawab,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 15 November 2021.

Dosen Sekolah Teknik Eletro dan Informatika ITB di Kelompok Keahlian Teknik Ketenagalistrikan itu menganjurkan Pertamina memasang alat deteksi yang lebih akurat. Fungsi alat itu untuk mendeteksi perubahan medan listrik di bawah awan petir. “Alatnya dipasang di darat, sayangnya Pertamina belum memasang alat serupa ini,” kata Syarif.

Adapun alat verifikasinya apakah ada sambaran petir atau tidak, di area kilang bisa dipasang kamera pengawas atau CCTV. Cakupan kameranya pada seluruh langit di atas area kilang dari sudut-sudut yang cocok.

“Saya menganjurkan yang paling murah dipasang, yaitu CCTV,” ujarnya. Pada kasus kebakaran, kaitan petir dari rekaman kamera pengawas bisa diukur berdasarkan waktu kejadian ditambah data lain, yaitu jarak petirnya.

Advertising
Advertising

Menurut Syarif, jika ada selisih waktu kejadian petir dengan kebakaran lebih dari dua detik, praktis sebetulnya tidak ada kaitan, apalagi kalau jarak petirnya juga lebih dari 1 kilometer. “Data itu harus akurat sampai detik yang sama, barulah bisa disebutkan bukti bahwa di titik itu ada sambaran petir,” katanya.

Kontroversi petir dalam kasus kebakaran tangki minyak Pertamina seperti di Balongan misalnya, juga merembet ke isu data dari alat deteksinya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) misalnya, bersikukuh saat waktu kebakaran itu tidak ada kejadian petir, namun sebaliknya dalam laporan Pertamina.

Syarif menilai BMKG tidak punya alat yang cukup akurat untuk mendeteksi terjadinya sambaran petir. Alat-alat milik BMKG hanya indikatif saja. Jarak petirnya juga bisa meleset, petirnya bisa tidak tercatat, atau petirnya jauh dari lokasi yang sebenarnya. “Untuk bukti petir data BMKG tidak bisa dipakai, dia hanya indikatif saja,” kata penggagas Ventilator Portable Indonesia untuk penanganan Covid-19 itu.

Alat deteksi petir BMKG, menurut Syarif, akurasi ketelitian lokasi petirnya sangat rendah. “Alat BMKG hanya deteksi petir, bukan alat penunjuk lokasi petir. Alatnya memang tidak punya spesifikasi seperti yang diperlukan,” katanya. Dari sisi waktu dan lokasi kejadian petir, data BMKG dinilainya tidak cukup akurat.

Sementara alat dan jaringan deteksi petir milik PT PLN, menurut Syarif, data waktu dan lokasi kejadian dengan pemakaian perangkat Global Positioning System (GPS) dinilai sangat akurat. Tetapi, tingkat ketelitian alatnya sangat tergantung pada di mana petir itu terjadi dan biometrik atau verifikasi dari jaringan detektor petirnya. “Juga masih bisa meleset dengan orde 3-5 kilometer,” katanya.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan alat BMKG mendeteksi titik petir di udara. Titik udara itu, dia misalkan di ketinggian 14 kilometer di suatu daerah. “Pas kilatan pertama itu yang kita deteksi, bahwa menyambar kemana itu tidak terdeteksi pasti sebarannya kemana,” katanya kepada Tempo, Ahad, 14 November 2021.

Baca:
BMKG Bantah Revisi Data Petir di Kasus Kebakaran Kilang Balongan

Selalu
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

12 jam lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

12 jam lalu

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

19 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

Potensi hujan badai di sejumlah wilayah Indonesia akibat keberadaan tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon tropis 91P.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

20 jam lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.

Baca Selengkapnya

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

20 jam lalu

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

Tak banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

22 jam lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

1 hari lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

1 hari lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya