Sejarah Observatorium Bosscha, Sponsor Utamanya Seorang Juragan Kebun Teh

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 19 November 2021 23:06 WIB

Pekerja mengangkut konstruksi kubah peneropong bintang berukuran kecil di Observatorium Bosscha, Bandung, 4 Mei 2015. Konstruksi kubah ini akan dikirim ke peneropongan bintang Bosscha di Kupang. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium ini berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Tempat ini dibangun oleh NISV (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging) atau Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda yang dibangun pada 1923.

Mengutip dari laman Institut Teknologi Budi Utomo, observatorium ini bermula dari keinginan seorang insinyur astronom asal madiun, Dr. Joan George Erardus Gijsbertus Voute. Sebelumnya, Voute meneliti di Cape Observatory, Afrika Selatan, namun kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voute kembali ke Batavia, Hindia Belanda.

Kemudian ia berupaya mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk mendirikan Observatorium di Hindia Belanda. Persahabatannya dengan pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosscha dan Rudolf Albert Kerkhoven semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan Observatorium ini.

Bosscha mengumpulkan pengusaha dan orang-orang terpelajar untuk membentuk organisasi NISV untuk menyalurkan uang untuk pembangunan observatorium. Hingga pada tahun 1928, diperkirakan organisasi ini mampu menyumbangkan 1 juta Gulden untuk dana pendirian dan operasional harian observatorium.

Dilansir dari laman Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha berada pada ketinggian 1310 m dari permukaan laut, atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Nama Observatorium ini diambil dari nama sponsor utamanya, Karel Albert Rudolf Bosscha (1865-1928), seorang pemilik tanah yang memiliki perkebunan teh di daerah Malabar.

Advertising
Advertising

Sebagai sebuah observatorium, tempat ini digunakan untuk pengamatan dan penelitian astronomi. Observatorium ini dilengkapi dengan teleskop berbagai ukuran dan jenis. Masing-masing teleskop memiliki sasaran objek pengamatan yang berbeda-beda.

Di Observatorium Bosscha, ada 5 teleskop yang aktif untuk penelitian astronomi. Di antaranya yaitu teleskop refraktor Ganda Zeiss, teleskop Schmidt Bima Sakti, teleskop Refraktor Bamberg, teleskop Cassegrain GOTO, dan teleskop refraktor Unitron.

WINDA OKTAVIA
Baca : Dua Kades di Lembang Diduga Jual Tanah Aset Negara, Kerugian Rp 50 Miliar

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

34 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

35 hari lalu

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

Gerhana bulan penumbra akan terjadi 25 Maret 2024. Fenomena antariksa itu bisa dinikmati di Indonesia kurang dari satu jam.

Baca Selengkapnya

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

35 hari lalu

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

Fenomena gerhana bulan penumbra akan terjadi pada sebagian langit Indonesia pada 25 Maret 2024. Apa bedanya dengan gerhana bulan total?

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

39 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

39 hari lalu

Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

BRIN mengungkapkan akan terjadi dua jenis gerhana di bulan Ramadan kali ini, pertanda apa?

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

41 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Gerhana yang Akan Terjadi di 2024, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

43 hari lalu

4 Peristiwa Gerhana yang Akan Terjadi di 2024, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Gerhana matahari selalu menjadi fenomena menarik karena jarang terjadi. Pada 2024, ada 4 gerhana yang akan terjadi.

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Amati Hilal 10 Maret di Lembang dengan Teleskop Refraktor

51 hari lalu

Observatorium Bosscha Amati Hilal 10 Maret di Lembang dengan Teleskop Refraktor

Sebelum melakukan pengamatan, peneliti telah menyiapkan data hilal 10 Maret 2024 dari hasil perhitungan.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya