UGM dan Tristem Kembangkan Riset Sel Punca untuk Pengobatan

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 27 November 2021 06:16 WIB

Direktur PT Tristem Medika Indonesia, Indra Bachtiar, melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Rektor UGM Panut Mulyono di sela pembukaan kegiatan Forum Riset Industri UGM, Kamis, 25 November 2021. (ANTARA/HO-UGM)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama PT Tristem Medika Indonesia mengembangkan riset sel punca atau lebih dikenal dengan stem cell untuk pemulihan kesehatan serta pengobatan berbagai penyakit.

Direktur PT Tristem Medika Indonesia, Indra Bachtiar, telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Rektor UGM Panut Mulyono di sela pembukaan kegiatan Forum Riset Industri UGM, Kamis, 25 November 2021.

"Melalui kerja sama dengan pihak UGM diharapkan banyak dilakukan berbagai produk riset sel punca yang sudah diuji klinis terhadap pasien," kata Indra melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat, 26 November 2021.

Menurut dia, terapi berbasis stem cell atau sel punca semakin maju dan berkembang pesat di negara maju, bahkan telah digunakan sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi untuk mengatasi badai sitokin saat terpapar Covid-19.

Terapi lewat sel punca, ujar dia, juga mampu memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, serta memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan.

Advertising
Advertising

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kata dia, pasien pneumonia Covid-19 yang menjalani terapi sel punca lebih mampu bertahan hidup, dan bisa mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca.

Namun demikian, menurut Indra, riset sel punca di berbagai perguruan tinggi Indonesia baru sebatas penelitian dasar dan belum banyak mengarah pada riset terapan.

Apabila kerja sama antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah terjalin, ia meyakini produk stem cell dari dalam negeri semakin bisa berkembang dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kami ingin stem cell sebagai produk dalam negeri sehingga bisa mengurangi ketergantungan karena hampir 95 persen bahan bakunya masih impor. Ini suatu dilema, tantangan bagi kita bagaimana bangsa ini bisa mandiri dengan obat-obatan baru apalagi stem cell sebagai obat masa depan," kata dia.

Ia menyebutkan sumber bahan baku stem cell yang digunakan berasal dari sel sumsum tulang belakang, serta lemak dari darah tepi dan tali pusat.

Dari ketiga sumber tersebut, tali pusat diakui yang paling baik karena sel berusia muda, dibandingkan dari lemak yang kebanyakan selnya sudah berusia tua. "Padahal, kita ingin sel stem cell yang masih muda," ujar Indra.

Ia menjelaskan stem cell mampu memperbaiki sel atau jaringan yang rusak, membran lutut bagi yang terkena tulang keropos, serta memperbaiki fungsi pankreas agar bisa memproduksi insulin atau mengubah gula menjadi energi.

Sementara pada penyakit jantung, terapi stem cell potensial mengurangi penyumbatan dengan menambah jumlah pembuluh darah.

Sedangkan pada kasus stroke, stem cell lebih kepada perbaikan kemampuan motorik, belum mengarah pada perbaikan keseluruhan saraf yang rusak.

"Untuk stroke, stem cell belum sampai ke situ, namun percobaan dilakukan paling tidak memperbaiki saraf motorik belum memperbaiki saraf," kata dia.

Mahalnya biaya pengobatan stem cell saat ini, menurutnya, menjadi kendala sehingga masih sangat jarang digunakan oleh para dokter di rumah sakit.

Ia mencontohkan untuk satu tali pusat sepanjang 60 cm saja dari ibu yang sudah melahirkan bisa dikembangkan jadi 40 triliun sel stem cell yang bisa dimanfaatkan oleh ratusan juta orang.

Hal itu disebabkan dosis satu kali terapi penyuntikan sel stem cell melalui intravena menyesuaikan per kilogram berat badan. "Dosis untuk sekali suntik itu, satu juta sel stem cell per kilogram berat badan. Minimal 70-80 persen dari total sel stem cell yang disuntik tersebut harus hidup semua," kata Indra.

ANTARA

Baca:
UGM Bangun Instalasi Seni dan Teknologi Mikroalga yang Mampu Kurangi Emisi CO2

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

19 jam lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

1 hari lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

1 hari lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

1 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

1 hari lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

1 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

2 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

2 hari lalu

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.

Baca Selengkapnya