Ada Versi Omicron Baru, Ahli Usul Pisahkan Garis Keturunan

Jumat, 10 Desember 2021 10:55 WIB

Jarum suntik medis dan botol terlihat di depan teks Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 di latar belakang. (ANTARA/Pavlo Gonchar/SOPA Images via Reuters)

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah mengidentifikasi versi tambahan dari Covid-19 varian Omicron, yang juga membawa banyak mutasi, tapi tidak memiliki satu keunikan genetik utama.

Direktur University College London Genetics Institute, Inggris, Francois Balloux, mengusulkan agar memisahkan garis keturunan Omicron yang dikenal sebagai varian B.1.1.529 menjadi dua subgaris keturunan BA.1 dan BA.2. BA.1 untuk versi Omicron yang awalnya diidentifikasi, dan B.2, untuk versi yang baru ditemukan.

Pemisahan itu disarankan dan diterapkan dalam beberapa hari terakhir di Cov-Lineage, sistem online yang digunakan untuk mendokumentasikan garis keturunan SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) dan penyebarannya.

"Ada dua garis keturunan dalam Omicron, BA.1 dan BA.2, yang cukup berbeda secara genetik. Kedua garis keturunan mungkin berperilaku berbeda,” ujar Balloux dalam laporan Kamis, 9 Desember 2021.

Satu perbedaan utama antara dua sublineage mungkin membuat BA.2 sedikit lebih sulit untuk dilacak, sementara BA.1 memiliki ‘penghapusan’ pada gen yang mengkode protein spike, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel.

Advertising
Advertising

Penghapusan ini, yang disebut singkatnya 69-70del, menghilangkan enam basa dari keseluruhan urutan RNA, yang pada gilirannya menghapus dua ‘blok pembangun’ dari protein spike akhir, menurut Americal Society for Microbiology.

Tes PCR memindai beberapa gen pada virus corona, termasuk gen protein spike ini, tapi varian dengan 69-70del tidak akan diuji positif untuk spike. Sebaliknya, mereka menyebabkan tes PCR menampilkan kesalahan yang berbunyi ‘Kegagalan target gen S’.

Kekhasan ini sebenarnya membuat varian dengan 69-70del, yaitu Omicron dan Alpha, lebih mudah dikenali di PCR. Setelah menandai kasus seperti itu, para ilmuwan kemudian menguji sampel melalui analisis genomik lengkap, untuk mengonfirmasi varian mana yang menyebabkan infeksi tertentu.

"Keluarnya gen S sangat penting untuk mendapatkan pengamatan cepat di banyak bagian berbeda di Afrika Selatan, dengan demikian melacak penyebaran sublineage BA.1,” kata Sarah Otto, profesor biologi evolusi di University of British Columbia.

Namun, BA.2 tidak membawa mutasi 69-70del, yang berarti tidak akan menonjol dari varian lain pada tes PCR standar dan para ilmuwan mungkin perlu mencari lebih keras untuk menemukannya. Sejauh ini, ada tujuh kasus BA.2 yang dilaporkan secara global, dengan kasus muncul di Afrika Selatan, Australia dan Kanada.

Profesor biologi struktural di University of Oxford, David Stuart, mengatakan meskipun ada sejumlah perbedaan antara dua subgaris keturunan Omicron, tidak ada alasan langsung untuk berpikir bahwa yang satu akan berperilaku berbeda dari yang lain. Dia juga tidak berpikir untuk menjelaskan bahwa versi Omicron baru lebih merupakan ancaman daripada bentuk Omicron yang sedang melanda Inggris saat ini. “Karena ini masih sangat dini.”

LIVE SCIENCE | AMERICAN SCIETY FOR MICROBIOLOGY | FINANCIAL TIMES

Baca:
CEO Pfizer: Dosis Keempat Vaksin Mungkin Perlu untuk Melawan Omicron

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

2 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

2 hari lalu

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

2 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya