Studi: 3 Dosis Vaksin Pfizer Lebih Efektif terhadap Delta daripada Omicron
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Senin, 13 Desember 2021 16:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Studi yang dilakukan Sheba Medical Center, Israel, mengungkapkan bahwa kemampuan menetralisir dari tiga suntikan vaksin Covid-19 Pfizer empat kali lebih sedikit terhadap Omicron daripada Delta. Penelitian itu didasarkan pada data eksklusif yang tersedia di Sheba sebagai bagian dari studi serologi besar yang dilakukan di antara petugas kesehatan di pusat medis.
Tim melihat kemampuan serum dari 40 petugas kesehatan yang divaksinasi di Sheba untuk menetralkan varian Omicron—20 yang menerima suntikan booster sebulan terakhir, dan 20 yang hanya menerima dua suntikan vaksin lima atau enam bulan lalu. Penelitian juga dilakukan bekerja sama dengan Laboratorium Virologi Pusat Kementerian Kesehatan, yang terletak di kampus Sheba.
Mereka yang menerima dosis kedua tidak memiliki kemampuan netralisasi terhadap varian tersebut, tapi terus memiliki beberapa kemampuan melawan varian Delta dan bahkan strain asli Wuhan, Cina. Direktur Unit Epidemiologi Penyakit Menular di rumah sakit tersebut, Gili Regev-Yochay, mengatakan fakta tidak ada kemampuan netralisasi sama sekali itu berarti sangat mengkhawatirkan.
“Orang-orang yang terinfeksi Omicron mungkin akan memiliki penyakit serius,” ujar Regev-Yochay, pada Sabtu, 11 Desember 2021. Dia menambahkan bahwa tidak jelas apakah orang yang menerima dua dosis baru-baru ini juga akan terlindungi.
Studi Sheba menemukan bahwa dosis booster memang meningkatkan kemampuan vaksin untuk bekerja melawan Omicron sekitar 100 kali lipat, artinya ada perlindungan yang signifikan. “Ini lebih rendah dari kemampuan menetralkan Delta—sekitar empat kali lebih rendah. Tapi itu sangat optimis,” ujar Regev-Yochay.
Dia menambahkan bahwa sepertinya ada kemungkinan orang dengan booster dapat terinfeksi Omicron, tapi memiliki kemungkinan yang jauh lebih kecil untuk terinfeksi secara serius. Regev Yochay juga menerangkan, bahwa masih belum jelas apakah efektivitas suntikan booster juga akan menurun seiring waktu, dan ini adalah sesuatu yang sedang diteliti oleh para peneliti Sheba sekarang.
Studi Israel, yang harus ditekankan adalah studi antibodi penetralisir yang dilakukan di laboratorium dan tidak didasarkan pada data dunia nyata, tapi telah dikirim untuk tinjauan sejawat.
Sementara, tes laboratorium yang dilakukan di Afrika Selatan minggu lalu menunjukkan bahwa antibodi dari dua suntikan vaksin Pfizer mungkin 40 kali lebih efektif melawan varian Omicron.
Menanggapi studi ini, Sharon Alroy-Preis, kepala Layanan Kesehatan Masyarakat, menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan N12 Sabtu malam bahwa kementerian sedang mempertimbangkan untuk meminta masyarakat mendapatkan dosis ketiga mereka segera setelah tiga bulan setelah yang kedua.
“Orang yang menerima booster lebih terlindungi daripada mereka yang hanya menerima yang kedua, dan tentu saja, lebih dari yang tidak divaksinasi,” kata dia.
Alroy-Preis juga mencatat bahwa satu-satunya individu yang terinfeksi Omicron yang berada dalam kondisi serius adalah orang yang tidak divaksinasi. Menurutnya, ada satu juta orang Israel yang mendapat dua suntikan lima bulan atau lebih dan belum mendapatkan booster, 325 ribu lainnya mendapat dua suntikan baru-baru ini, dan akan memenuhi syarat untuk dosis ketiga lebih awal jika kebijakan berubah. “Dua dosis tidak cukup efektif,” tutur Alroy-Preis.
JERUSALEM POST | N12
Baca:
Disuntik 10 Dosis Vaksin Covid-19 Sehari, Pria Selandia Baru Diperiksa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.