Ahli: Puncak Gelombang Omicron di Afrika Selatan Mulai Mereda

Kamis, 23 Desember 2021 14:35 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan adalah salah satu negara yang pertama kali melaporkan Covid-19 varian Omicron. Negara itu juga sempat mengalami lonjakan kasus baru pada awal Desember, tapi kini pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa puncak penyebarannya telah mereda.

Ilmuwan penyakit menular terkemuka Afrika Selatan, Salim Abdool Karim, menjelaskan bahwa negaranya telah melewati puncak kasus baru Omicron. “Jika varian sebelumnya menyebabkan gelombang berbentuk seperti Kilimanjaro, Omicron lebih seperti kami mendaki sisi utara Gunung Everest," ujar Karim pada Rabu, 22 Desember 2021.

Karim melanjutkan bahwa tren kasus baru saat ini lebih mengarah ke selatan. Namun, minggu lalu Omicron menyumbang hampir setiap kasus baru di Afrika Selatan, tapi data terbaru menunjukkan ada awal penurunan yang lambat.

National Institutes for Communicable Diseases menemukan bahwa pada 22 Desember, rata-rata tujuh hari kasus baru positif adalah 29,8 persen, sedikit turun dari hari sebelumnya 30,1 persen. Washington Post mencatat bahwa seminggu yang lalu Afrika Selatan mengalami tingkat positif yang meroket, tapi minggu ini telah terjadi perubahan dalam tingkat Covid-19 dan fasilitas pengujian tidak terlalu tertekan.

Afrika Selatan juga memutuskan untuk tidak memberlakukan lockdown atau pembatasan aktivitas lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan awal bulan ini bahwa meskipun Omicron melonjak sebesar 93 persen di negara-negara di Afrika, ada data awal yang menunjukkan bahwa rawat inap di seluruh Afrika Selatan tetap rendah.

Advertising
Advertising

Mengenai mengapa Afrika Selatan mengalami penurunan tajam dalam kasus Omicron, Karim menjelaskan bahwa peningkatan kasus yang cepat dan tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah bisa menjadi faktor. Namun, itu juga bisa karena di Afrika Selatan lebih dari 70 persen populasi sebelumnya telah terinfeksi varian Covid-19 lainnya, memberikan populasi mereka respons antibodi yang lebih kuat.

"Di Afrika Selatan, berbagai varian, bahkan yang sangat bermutasi, tidak cukup banyak orang yang tersisa untuk menginfeksi," kata Karim.

Pada dasarnya, apa yang terjadi di Afrika Selatan adalah kabar baik bagi semua orang, meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan minggu ini bahwa varian Omicron mencakup sekitar 73 persen dari semua kasus baru Covid-19 Amerika.

WASHINTON POST | THE HILL

Baca:
Penyebaran Omicron Tak Terbendung, Ini Saran Guru Besar FKUI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

15 jam lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

23 jam lalu

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

Afrika Selatan mengupayakan tindakan darurat baru atas serangan terbaru Israel terhadap Rafah, kota selatan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

2 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

2 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

2 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

3 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

5 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

6 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

7 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya