Penularan Omicron Mirip Seperti Vaksinasi, Tanda Berakhirnya Pandemi Covid-19?

Rabu, 12 Januari 2022 05:50 WIB

Warga melintas di bawah pengumuman zona merah di kawasan Krukut, Taman Sari, Jakarta, Senin, 10 Januari 2022. Pasca ditemukannya 36 warga yang positif Covid-19, sebanyak empat RT di Kelurahan Krukut melakukan mikro lockdown. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebut penyebaran virus Covid-19 varian Omicron yang saat ini kasusnya mulai merebak di Indonesia bisa dianggap sebagai layaknya sebuah proses vaksinasi alami.

Virus Covid-19 varian Omicron disebut tidak seberbahaya varian Delta. Sehingga orang yang terinfeksi varian ini diprediksi bakal lebih cepat sembuh dan sekaligus mendapatkan kekebalan alami.

Daya tular virus yang jauh lebih cepat dari varian Delta, membuat Omicron mendorong proses vaksinasi alami berjalan lebih cepat terjadi di masyarakat. Sehingga, hal ini diprediksi bisa menjadi pertanda berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Kalau penularan sangat cepat, banyak orang akan mendapatkan kekebalan. Apalagi virus ini tidak banyak menimbulkan gejala berat, khususnya ke yang sudah divaksinasi. Jadi orang menganggapnya ini vaksinasi alamiah, karena sulit ditekan penularannya dan gejala beratnya sangat minimal, jadi kan mirip seperti vaksinasi," ujar Pandu Riono kepada Tempo, Selasa, 11 Januari 2022.

Namun, meski tak menimbulkan gejala berat, Pandu Riono mewanti-wanti masyarakat untuk tidak bereksperimen dengan sengaja menularkan virus Covid-19 ke dirinya sendiri. Sebab, saat ini bukan hanya varian Omicron saja yang tersebar, masih ada varian Delta yang menghantui masyarakat.

Advertising
Advertising

Karena menurut Pandu Riono, varian Omicron tetap berbahaya bagi orang yang memiliki imunitas lemah dan komorbid. Sehingga penerapan protokol kesehatan dan perluasan cakupan vaksinasi masih perlu dilakukan untuk mencegah melonjaknya angka penularan Covid-19 akibat Omicron.

"Jadi jangan bereksperimen. 'Ah, kalau begitu, biar saja saya kena Omicron,' jangan. Karena masih ada sekitar 20 persen penduduk yang belum punya kekebalan," kata Pandu.

Lebih lanjut, Pandu Riono menjelaskan saat ini varian Omicron sangat sulit terdeteksi di tengah populasi masyarakat, karena tidak menimbulkan gejala parah seperti varian Delta.

Sehingga, Ia menyarankan agar penggunaan masker lebih diperketat, sambil pemerintah memperluas cakupan vaksinasi ke anak-anak dan memberikan booster ke lansia.

Kedua kelompok tersebut, menurut Pandu, merupakan yang paling rentan terkena gejala parah dari varian Omicron. "Problemnya vaksinasi untuk anak balita belum ada. Nah, mungkin anak balita tidak terekspos dulu dengan kegiatan masyarakat," kata Pandu.

M JULNIS FIRMANSYAH

Baca juga: Pasien Omicron di Bandung Negatif Covid-19 Saat Karantina 10 Hari

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

5 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

10 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya