Software Amplifier Digital Buatan Startup Bandung Laris di Luar Negeri

Minggu, 23 Januari 2022 13:05 WIB

Perangkat lunak amplifier buatan Bandung untuk studio rekaman, gitar, dan bass. (Dok.Kuassa)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah startup di Bandung membuat software amplifier untuk studio rekaman serta alat musik gitar, bass, dan efector. Aneka produk digitalnya yang berlabel Kuassa itu sekitar 98 persen laris di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur. Selain di komputer, programnya bisa berjalan di sistem operasi iOS.

Kuassa yang dibentuk pada 2010 dibangun oleh tiga orang musisi band di Bandung saat itu, yaitu Grahadea Kusuf dari Homogenic, Adhitya Wibisana pemain bass Helmproyek, dan Arie Ardiansyah gitaris serta vokalis band Disconnected. Idenya berawal dari Arie yang menjajal pembuatan software amplifier selama setahun pada kurun 2006-2007.

Menurutnya ada beberapa cara membuat software audio itu. Dengan metode analog modelling misalnya, sumber suara yang diolah ke format digital bisa berasal dari sirkuit skematik amplifier fisik. “Masing-masing komponen bisa kita ubah dengan persamaan matematikanya lalu kita konversi ke kode pemrograman,” ujar Arie saat ditemui Tempo di kantornya Rabu, 19 Januari 2022.

Cara lain dengan merekam sumber suara dari speaker atau microphone. “Ada juga yang benar-benar digital hasil simulasi dari cara kerja instrumen musik aslinya,” kata Chief Technology Officer Kuassa itu. Dari banyak metode itu bisa dipilih mana yang lebih cepat dan efektif untuk membuat suatu produk.

Ketika dipakai, pengguna tetap memerlukan kabel untuk plug in atau menyambungkan software di komputer atau smartphone ke gitar, bass, atau alat mixing. Pengaturan atau pilihan ragam suara dan efeknya diatur lewat gambar animasi yang menyerupai kotak amplifier fisik di layar monitor.

Advertising
Advertising

Sejauh ini perangkat itu tidak direkomendasikan pada sistem operasi Android. “Karena hasil suaranya ada delay, kalau pengguna maunya langsung,” ujar Arie.

Melibatkan lima orang programmer, puluhan jenis software amplifier Kuassa kebanyakan diminati pemain gitar. Harganya terentang dari US$ 25–300. Meskipun diminati konsumen mancanegara untuk hobi bermusik hingga pembuatan scoring film atau musik latar cerita, pembeli dari Indonesia masih kurang dari 2 persen. “Tapi angka pembelinya bertambah dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Secara umum, penjualan Kuassa per bulan, menurut Arie, berkisar ratusan hingga ribuan lisensi. Kini mereka tengah melirik untuk mengembangkan perangkat lunak suara dari instrumen lain untuk menyiasati kejenuhan produk global sejenis.

Baca:
Software Sejuta Umat Log4j Berisiko Sangat Besar, Disadari di Minecraft

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

12 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

1 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

6 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

6 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Bandung

7 hari lalu

Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Bandung

Anda bisa melihat berbagai pilihan akomodasi di Traveloka, sekaligus menikmati promo hotel mewah.

Baca Selengkapnya

Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

11 hari lalu

Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

Kota pertama konser Sheila On 7 di Samarinda pada Sabtu, 27 Juli 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

11 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

12 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

13 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya