Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Bukti Fosil Pertama Dinosaurus Bisa Mati Karena Batuk Pilek
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 12 Februari 2022 19:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Data rekaman fosil sebelumnya pernah mengungkap dinosaurus yang mengalami patah tulang, radang sendi dan bahkan kanker. Saat ini, untuk pertama kalinya, para ahli palaeontologi menemukan bukti seekor dinosaurus pernah batuk pilek. Infeksi pernapasan serius itu hanya bisa dideteksi karena meninggalkan jejak di tulang yang kemudian menjadi fosil. Penyakit itu kemungkinan menyebabkan bersin, batuk, demam dan kematian prematur dinosaurus si empunya tulang.
Spesimen fosil MOR 7029, atau dikenal pula sebagai Dolly, berasal dari periode sekitar 150 juta tahun lalu. Fosil dinosaurus jenis diplodocid--herbivora besar berleher panjang dan tubuh sepanjang 18 meter--belia ini ditemukan pada 1990 di Montana, Amerika Serikat, dan hingga kini masih mengungkap informasi baru.
Cary Woodruff dari Great Plains Dinosaur Museum di Malta, Montana, dan koleganya menemukan tonjolan yang tak biasa dalam tiga tulang leher dinaosaurus itu. Pertumbuhan tulang ini ada di area yang menempel ke kantong udara, yang diperkirakan menjadi bagian dari sistem pernapasan dinosaurus dan serupa dengan yang ditemukan pada burung modern. Hasil CT scan dari fosil itu mengungkap tonjolan kemungkinan terbentuk sebagai respons terhadap infeksi di kantong itu.
Woodruff mengatakan kalau sebagian besar bukti kesehatan dinosaurus itu hilang dalam proses fosilisasi, sehingga tim membandingkan tonjolan dari tulang itu dengan yang ditemukan pada burung modern. Mereka meyakini kemungkinan paling dekat dari tonjolan itu dengan bukti kalau Dolly memiliki infeksi jamur yang mirip dengan aspergillosis, jenis penyakit pernapasan pada unggas yang umum, yang terbukti bisa fatal bahkan pada manusia kalau tidak mendapat pengobatan.
"Kami tidak mengatakan Dolly pada satu hari jatuh sakit dan langsung mati, atau di begitu sakit dan lemah sehingga menjadi target mudah predator," kata Woodruff. “Tapi saya percaya, entah bagaimana caranya, infeksi inilah yang menyebabkan kematian dari individu dinosaurus itu."
Diduga, Dolly yang mati pada usia sekitar 15 tahun, atau sekitar separuh dari panjang harapan hidup rata-rata jenisnya itu, memiliki gejala sama dengan flu atau pneumonia pada manusia: bersin, batuk, hidung berair dan demam. "Saya kira baik sekali Anda bisa menggenggam tulang-tulang yang terinfeksi dari Dolly dalam tangan Anda dan mengetahui apa yang dirasakan dinosaurus ini 150 juta tahun lalu," kata Woodruff.
NEW SCIENTIST, NATURE
Baca juga:
Penyebab Kubah Lava Seolah Berhenti Tumbuh Meski Terus Berasap