Badan Geologi: Waspadai Letusan Freatik Tiba-tiba Gunung Tangkuban Parahu

Senin, 14 Februari 2022 16:20 WIB

Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menyatakan, Wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mempertahankan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada status aktivitas Level 1 atau Normal setelah mengevaluasi munculnya embusan di Kawah Ecoma. Namun masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya letusan freatik.

“Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas,” kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 14 Februari 2022.

Eko mengatakan hasil evaluasi pengamatan visual dan instrumental menyimpulkan Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan. Embusan di Kawah Ecoma terjadi akibat proses dinamika air di bawah permukaan yang terpanaskan.

Air di bawah permukaan yang terpanaskan tersebut membentuk akumulasi uap air bertekanan tinggi. Saat terjadi overpressure sementara, gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah atau rekahan. “Embusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas didominasi oleh uap air,” kata Eko.

Kendati demikian, Badan Geolog mengeluarkan sejumlah rekomendasi dengan kemunculan embusan tersebut, di antaranya meminta pedagang, wisatawan, serta pendaki yang mengunjungi areal seputaran kawah Gunung Tangkuban Parahu tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas serta tidak menginap atau berlama-lama di dalam kawasan kawah aktif gunung tersebut.

Advertising
Advertising

“Mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa,” kata Eko.

Eko mengatakan pada 12 Februari 2022 sejak pukul 11.43 WIB teramati embusan asap berwarna putih dari dasar Kawah Ecoma dengan intensitas tipis hingga kuat dengan tinggi mencapai 100 meter dari dasar kawah. “Sedangkan pada tanggal 13 Februari 2022 teramati asap berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi asap 20-60 meter dari dasar kawah,” kata dia.

Peralatan seismograf di Gunung Tangkuban Parahu merekam getaran menerus yang diakibatkan embusan gas maupun angin (noise). Estimasi energi seismiknya menunjukkan nilai yang fluktuasi, tetapi belum teramati terjadinya peningkatan yang signifikan. Nilai estimasi koherensi seismik pada Februari 2022 menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh gunung.

“Hal ini mengakibatkan perubahan pada medium seperti terbentuknya rekahan sehingga embusan asap keluar di Kawah Ecoma. Pola ini juga teramati sebelum erupsi Juli 2019. Saat itu disertai peningkatan kegempaan vulkanik yang signifikan, namun pada Februari 2022 ini tidak teramati adanya peningkatan kegempaan. Data pemantauan seismik mengindikasikan belum adanya intrusi magma yang signifikan, peningkatan yang terjadi masih bersifat transien (sementara),” kata Eko.

Data pemantauan deformasi Gunung Tangkuban Parahu belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan yang signifikan. Pengukuran temperatur di Kawan Ratu terpantau mengalami peningkatan pada 12 Februari 2022, namun kembali menurun pada saat pengukuran tanggal 13 Februari 2022. Peningkatan temperatur tersebut masih bersifat sementara. Pengukuran konsentrasi gas CO2 relatif stabil, sementara gas H2S relatif menurun.

“Data pemantauan geokimia menunjukkan adanya peningkatan temperatur (sementara) pada sistem bawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu, namun peningkatan yang terjadi belum menerus. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi fluida magmatik dalam aktivitas kali ini belum signifikan,” kata Eko.

Catatan Tempo, pada Jumat, 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB sempat terjadi letusan freatik di Gunung Tangkuban Parahu yang melontarkan material padat dari dasar kawah berupa lumpur. Lontaran material masih berada di dalam kawah, abu letusan sempat menjangkau parkiran kendaraan di seputaran Kawah Ratu. Letusan freatik terjadi sekitar lima menit. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Baca:
PVMBG: Embusan Asap Terus Berlangsung di Gunung Tangkuban Parahu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Letusan Gunung Ibu Merusak Peralatan Pemantau Gempa Vulkanik

8 jam lalu

Letusan Gunung Ibu Merusak Peralatan Pemantau Gempa Vulkanik

Pemantauan rekaman aktivitas gempa vulkanik Gunung Ibu selanjutnya akan menggunakan peralatan yang dipasang di stasiun baru.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

Dalam semalam, Gunung Ibu dan Gunung Semeru bergantian mengalami erupsi. Badan Geologi, melalui PVBMG, merekomendasikan penetapan daerah berbahaya.

Baca Selengkapnya

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

2 hari lalu

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

Rekomendasi dikeluarkan sekalipun status aktivitas Gunung Slamet tetap pada Level II alias Waspada, tidak berubah sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

3 hari lalu

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

Belum genap 10 hari lalu status Gunung Ibu dinaikkan ke level Siaga. Masyarakatnya diminta mewaspadai potensi banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

3 hari lalu

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok.

Baca Selengkapnya

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

5 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

6 hari lalu

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

Pada umumnya kegempaan vulkanik di Gunung Ruang cenderung rendah, lebih didominasi oleh gempa tektonik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

6 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Badan Geologi menurunkan status Gunung Ruang di Sulawesi Utara dari Level IV atau Awas menjadi Level III atau Siaga mulai Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

6 hari lalu

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

Badan Geologi melaporkan letusan Gunung Ibu pada Senin, 13 Mei 2024, pukul 09.12 WIT, dengan tinggi kolom abu menembus 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Cara Reroll Game Solo Leveling: Arise, Aktivitas Gunung Slamet Meningkat, Mengenal Genre Game

7 hari lalu

Top 3 Tekno: Cara Reroll Game Solo Leveling: Arise, Aktivitas Gunung Slamet Meningkat, Mengenal Genre Game

Topik tentang cara reroll di game Solo Leveling: Arise menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya