Tanaman Berbunga di Antartika Lebih Rimbun, Diduga Dampak Suhu Meningkat

Kamis, 17 Februari 2022 17:56 WIB

Rumput rambut Antartika tumbuh di bebatuan di Pulau Couverville, Antartika. (Gizmodo)

TEMPO.CO, Jakarta - Walaupun permukaannya didominasi lapisan es, tetaplah ada bagian kecil Kutub Selatan Antartika yang memungkinkan tanaman bisa hidup. Sebuah tim peneliti dari Italia, Inggris dan Afrika Selatan telah meneliti pertumbuhan tanaman di sana.

Penelitian difokuskan pada dua tanaman berbunga, Colobanthus quitensis (yang menghasilkan bunga kuning) dan Deschampsia antarctica (rumput) yang menjadi lebih kuat dalam beberapa tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan Phys.org, 16 Februari 2022.

Untuk mengetahui permasalahannya, mereka mengambil gambar beberapa sampel di beberapa lokasi di Pulau Signy selama tahun 2009 hingga 2019. Kemudian, mereka mencari literatur untuk membandingkan pertumbuhan tanaman baru-baru ini dengan pertumbuhan selama setengah abad terakhir.

Para peneliti menemukan bahwa lokasi tanaman telah tumbuh lebih padat selama 10 tahun terakhir, yang berarti bahwa tanaman tidak hanya tumbuh lebih besar tetapi juga lebih banyak.

Mereka juga menemukan bahwa tanaman tumbuh lebih cepat karena suhu udara di sekitar mereka meningkat. Lebih khusus lagi, mereka menemukan bahwa kepadatan tanaman telah tumbuh sebanyak selama dekade terakhir seperti yang mereka miliki dalam 50 tahun sebelumnya.

Advertising
Advertising

Para peneliti menyarankan bahwa perubahan pertumbuhan tanaman seperti itu bisa sangat mewakili langkah perubahan iklim Antartika.

Para peneliti mengakui bahwa faktor-faktor lain dapat berperan dalam peningkatan pertumbuhan tanaman, seperti penurunan populasi anjing laut. Namun faktor tersebut dianggap tidak terlalu menonjol dibanding pemanasan global.

Makalah mengenai penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Current Biology. Sebelumnya, tidak ada catatan perubahan pertumbuhan tanaman di Antartika bagian selatan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan peningkatan pertumbuhan tanaman dari beberapa spesies di belahan bumi utara sebagai respons terhadap suhu yang lebih hangat selama beberapa tahun terakhir.

PHYS | GIZMODO

Baca:
10 Fakta Menakjubkan tentang Benua Antartika yang Perlu Anda Ketahui

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

USAID dan Bappenas Bikin Proyek Penelitian Pengelolaan Air di Pedesaan

21 jam lalu

USAID dan Bappenas Bikin Proyek Penelitian Pengelolaan Air di Pedesaan

USAID dan Bappenas berharap penelitian ini akan memberikan panduan strategis dan praktik terbaik pengelolaan air di pedesaan

Baca Selengkapnya

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

5 hari lalu

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

6 hari lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

8 hari lalu

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

8 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

9 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

13 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

18 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

18 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

18 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya