Bagaimana Cryptocurrency Membantu Ukraina dalam Perang Hadapi Rusia?

Senin, 7 Maret 2022 08:00 WIB

Ilustrasi Cryptocurrency. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cryptocurrency atau mata uang kripto memainkan peran di kedua sisi dari konflik yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina. Kemampuannya menyeberangi perbatasan antar negara dengan bebas karena tak ada regulasi yang mengaturnya menolong warga Ukraina membawa serta uangnya mengungsi, tapi bisa menyediakan cara pula untuk para elit Rusia untuk menghindarkan negaranya dari sanksi ekonomi yang melumpuhkan dari dunia.

Pemerintah Ukraina, yang sangat membutuhkan sokongan, mencuitkan sebuah seruan untuk donasi bitcoin dan Ethereum segera setelah hari pertama invasi Rusia pada 24 Februari 2022. Per 4 Maret, dompet bitcoin Ukraina telah menerima lebih dari £7,5 juta atau setara Rp 143 miliar, sementara domper Ethereum terisi £3,2 juta atau setara Rp 61 miliar.

Tak seperti sumbangan dana yang dihimpun lembaga donor dan organisasi nonpemerintah, dana dalam mata uang digital ini tersedia bagi pemerintah Ukraina dalam hitungan menit saja. Upaya crowdfunding lain belum pernah ada yang se-sederhana ini.

Layanan dana sumbangan online Patreon memblokir satu akun pengumpul dana untuk Ukraina padahal telah menghimpun lebih dari 14 ribu donor yang menjanjikan lebih dari 300 ribu poundsterling atau Rp 5,7 miliar setiap bulannya karena pengumpul dana terkait dengan persenjataan yang melanggar kebijakan Patreon--beragam level donasi yang menyebut sesuatu seperti 'peluru' dan 'bom'.

Sebaliknya, grup yang mengelola halaman Patreon, Come Back Alive, belakangan menjual sebuah bendera Ukraina sebagai NFT (non-fungible token) seharga hampir £5 juta untuk pengumpulan dana.

Advertising
Advertising

Sebelum perang terjadi, Ukraina telah dikenal menjadi negara yang memungkinkan menghimpun dana dengan cara ini. Bulan lalu, parlemennya melegalkan secara resmi mata uang kripto, meski tak sampai mengadopsi tender legal seperti yang dilakukan pemerintah El Salvador.

Dmytro, seorang programmer komputer dari Lviv yang bekerja untuk perusahaan penambangan uang kripto, mengaku berhasil menghindari peperangan berkat bitcoin. Dia bangun pada 24 Februari lalu dengan berita invasi dan mendapati antrean panjang orang-orang yang ingin menarik uang. Transfer bank internasional juga telah dilarang. Dia lalu mentransfer seluruh uangnya ke dalam bitcoin dan mengungsi bersama kekasihnya ke Polandia.

Warga Rusia juga telah mengkonversi uang mereka ke bitcoin seiring nilai Rubel yang anjlok menyusul sanksi negara-negara global membekap perekonomian Rusia karena invasi yang dilakukan. Nilai tukar Rubel terhadap dolar turun 93 persen pada 4 Maret lalu dibandingkan nilainya pada awal tahun ini.

Permintaan untuk bitcoin begitu tinggi hingga mata uang digital ini diperdagangkan di sana pada harga premiun di atas harga global. Penyebabnya, ada lebih banyak orang yang mencari untuk membeli daripada orang yang menjualnya untuk mendapatkan mata uang Rubel.

Ada kekhawatiran kalau para konglomerat Rusia dan mereka yang terkoneksi ke Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan taktik sama untuk memindahkan uangnya ke luar Rusia. Namun, George Lopez dari University of Notre Dame di Indiana, AS, mengatakan kalau kalangan oligark Rusia menggunakan sebuah bank Swiss--sebuah opsi penyimpanan favorit sejak lama karena aturan perbankan swasta yang ketat di negaranya.

Perusahaan Rusia juga kini terisolasi dari sistem perbankan global, dan akan kesulitan berurusan dengan warga asing yang menggunakan pembayaran dengan bitcoin. Alasan Lopez, pihak penerima harus mengkonversinya kembali ke mata uang negaranya yang akan memicu investigasi keuangan.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyerukan Uni Eropa mempercepat legislasi Markets in Crypto-Assets yang didesain untuk mengatur pedagangan dalam cryptocurrency, untuk membantu upaya mencegah dana tunai Rusia menghilang ke dalam bitcoin. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, juga telah menyerukan kepada pasar atau bursa uang kripto untuk membekukan akun-akun Rusia. “Penting untuk membekukan tidak hanya alamat-alamat terkoneksi ke alamat-alamat politikus Rusia dan Belarusia, tapi juga sabotase pengguna biasa," cuitnya.

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Begini Penambang Bitcoin Dunia Terdampak Kerusuhan di Kazakhstan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya