Ada 53 Mahasiswa Asal Papua di Rusia, Pemprov Pantau Kondisinya

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Selasa, 8 Maret 2022 15:32 WIB

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) longmarch menuju Kantor LBH Jakarta usai aksi demo di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta, Rabu 1 Desember 2021. Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah Indonesia segera melakukan demiliterisasi, mencabut perpanjangan UU Otonomi Khusus dan memberikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) setempat terus memantau kondisi mahasiswa Bumi Cenderawasih yang menempuh pendidikan di Rusia. Kepala BPSDM Provinsi Papua Aryoko Rumaropen mengatakan jumlah mahasiswa Bumi Cenderawasih yang melanjutkan studi pada perguruan tinggi di Rusia cukup banyak.

"Data mahasiswa aktif di Rusia sebanyak 53 orang," katanya di Jayapura pada Selasa, 8 Maret 2022. Menurut Aryoko, jumlah tersebut termasuk 28 mahasiswa yang dikirim pada periode Desember 2021, di mana 14 orang di antaranya merupakan penerima beasiswa dari Pemerintah Rusia. Aryoko mengatakan beasiswa tersebut merupakan beasiswa pendidikan sepenuhnya yang ditanggung Pemerintah Rusia sementara biaya hidup oleh Pemerintah Provinsi Papua.


Dia menjelaskan jika kondisi di Rusia sudah tidak memungkinkan bagi mahasiswa Papua untuk tetap di sana, pemerintah Papua akan mengupayakan segala cara untuk memulangkan mahasiswa. "Kami juga hingga kini terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Rusia bahkan bersama Kedutaan Indonesia untuk menjamin keamanan mahasiswa Papua maupun Indonesia yang berada di Rusia," katanya lagi. Dengan begitu, Aryoko berharap agar kondisi di Rusia tetap terkendali sehingga tidak mengganggu pendidikan anak-anak Papua yang menempuh pendidikan di Rusia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Indonesia di Rusia menyatakan kegiatan perkuliahan masih berjalan normal. Kampus di Rusia masih mengadakan perkuliahan baik secara daring atau tatap muka. Meski begitu, dampak sanksi dirasakan mahasiswa yakni kenaikan harga barang hingga rencana akademik yang gagal akibat sanksi yang diberikan Barat kepada Rusia.


Di bidang akademik, Massachusetts Institute of Technology (MIT) memutuskan hubungan kerja sama dengan universitas riset di Rusia, Institut Sains dan Teknologi Skolkovo (Skoltech). Keputusan itu diambil karena tindakan Rusia yang menginvasi Ukraina dengan mengerahkan militer besar-besaran.

Baca juga:

Hasan, Bocah 11 Tahun Mengungsi Sendirian dari Ukraina ke Slovakia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya