BRIN Kembangkan Riset Deteksi Produk Halal Cara Cepat

Sabtu, 2 April 2022 07:48 WIB

Ilustrasi troli barang belanjaan non halal. Malaysiakini.com/Lim Huey Teng

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dengan jumlah penduduk mayoritas memeluk agama Islam, mempunyai potensi pasar produk halal yang sangat besar. Karenanya, pemerintah tengah mengembangkan kawasan industri halal sekaligus menjadi upaya penguatan ekosistem industri halal di Indonesia.

Sejalan dengan upaya memperkuat ekosistem tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian dan pengembangan deteksi autentikasi halal, substitusi bahan non halal, dan pengembangan produk halal berbasis laut. Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Satriyo Krido Wahono, membeberkan ini dalam webinar 'Fasilitas Riset Halal', Jumat 1 April 2022.

Riset Autentikasi Halal

Satriyo menceritakan, selama ini untuk mendeteksi kandungan halal di dalam sebuah produk masih menggunakan prosedur standar yakni melalui DNA. BRIN, kata dia, meneliti untuk menemukan metode cepatnya dan yang lebih sederhana. Harapannya, dengan prosedur yang lebih singkat dan sederhana, biaya proses deteksi autentikasi halal sebuah produk bisa lebih murah.

Advertising
Advertising

BRIN memiliki tiga fasilitas deteksi autentikasi produk halal yakni di Kawasan Cibinong, Serpong, dan Yogyakarta. Ketiganya, Satriyo menuturkan, mempunyai fokus masing-masing. "Di Cibinong untuk hayati, Serpong prosesnya melalui kimia, dan Yogyakarta bukan sekadar deteksi melainkan juga untuk pengembangan produk halal,” katanya.

Satriyo menjelaskan bahwa saat ini BRIN telah melakukan penelitian deteksi cepat terhadap lemak babi dalam lemak susu menggunakan spektroskopi FTIR, dan deteksi daging anjing dalam bakso sapi menggunakan RT-PCR. Berikutnya, BRIN akan melakukan berbagai penelitian deteksi halal, seperti deteksi halal produk makanan melalui analisis metabolomic, deteksi cepat kehalalan produk berbasis asam lemak pada produk daging dan susu.

“Di samping itu, akan dilakukan deteksi porcine gelatin pada produk kosmetik komersial non label halal MUI melalui proteomics,” kata Satriyo.

Riset substitusi produk non halal

BRIN juga mengembangkan produk substitusi untuk produk non halal seperti kolagen dan gelatin yang banyak dibutuhkan masyarakat. Kolagen adalah jenis protein yang terbuat dari asam amino yang bersifat keras dan tidak larut di air. “Kolagen sering dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik," kata Satriyo.

Sedangkan gelatin adalah zat yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan seperti puding atau agar-agar. Seperti juga kolagen, gelatin juga masih banyak diproduksi dari sumber non halal, yakni dengan mengekstraksinya dari tulang rawan atau kulit hewan, "dan hewan yang digunakan terkadang hewan non halal."

Kalaupun saat ini sudah banyak yang mengembangkan gelatin dari produk halal, namun bahan dasarnya masih diimpor dari luar negeri. “Berdasarkan pemetaan yang kami lakukan bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) relatif belum ada produk dalam negeri yang menghasilkan bahan baku halal untuk gelatin,” kata Satriyo menambahkan.

Yang juga menjadi catatan BRIN adalah bahwa sudah banyak riset pengembangan produk halal di Indonesia di berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi, namun produk-produknya belum sampai kepada masyarakat. Karena itulah, BRIN bersama berbagai pihak terkait melalui sebuah konsorsium berkomitmen mempercepat proses hilirisasi berbagai produk riset terkait pengembangan produk halal.

Seorang mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang sedang membuat bodi losion Moristin dari ekstrak daun kelor dan kolagen kulit ikan patin. Dok. FPIK Universitas Brawijaya

Dengan adanya BRIN, Satriyo optimistis, kolaborasi lembaga dan perguruan tinggi itu akan terbuka dan lebih mudah dilakukan. Dia pun meyakini target Indonesia pusat industri halal 2024. “BRIN punya fasilitas yang luar biasa, pendanaan lebih jelas dan pusat kolaborasi riset,” kata Satriyo.

Pengembangan produk halal berbasis laut

Terkait substitusi produk non halal, BRIN telah berhasil melakukan ekstraksi kolagen halal dari kulit kambing. Saat ini tengah dikembangkan pembuatan tepung tulang ikan sebagai sumber gelatin halal, kapsul berbahan baku pati dan karagenan.

Berikutnya, Satriyo mengatakan, akan dilakukan penelitian untuk pembuatan gelatin halal dari ikan dan tulang ikan. Juga pengembangan produk berbasis kolagen dan gelatin halal dari kulit kambing, dan substitusi enzim dalam proses produksi keju.

Baca juga:
Aplikasi Cek Produk Makanan Halal dari Unair Raih Penghargaan Internasional


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

6 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

10 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya