Penyerapan Karbon Membuat Laut Kian Asam

Reporter

Editor

Senin, 2 Februari 2009 16:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Rencana sejumlah peneliti Jerman dan India menebarkan pupuk besi sulfat ke Samudera Selatan memancing kontroversi dari dalam dan luar negeri. Apalagi, hasil riset terbaru ilmuwan Inggris yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, menunjukkan bahwa upaya itu kurang efektif untuk menyimpan CO2 dalam sedimen di dasar laut.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Raymond Pollard dari National Oceanography Centre di Southampton, Inggris selatan, meneliti laut di sekitar Kepulauan Crozet, kepulauan di ujung utara Samudra Selatan. Aliran arus samudra menandakan bahwa laut yang berada di utara kepulauan itu kaya besi alami yang berasal dari batu vulkanis Crozet, dan menyebabkan ledakan pertumbuhan plankton yang berlangsung hingga beberapa bulan. Sebaliknya, laut di selatan Crozet miskin nutrisi sehingga ledakan plankton jauh lebih kecil dan berlangsung singkat.
Dengan membandingkan kedua zona itu, misi CROZEX adalah menemukan bukti bahwa laut yang kaya besi akan meningkatkan pertumbuhan plankton dua sampai tiga kali lipat, begitu pula penyerapan CO2. Tapi jumlah CO2 yang akhirnya tersimpan di dasar laut hanya 5-6 persen.
"Jika 100 unit karbon difiksasi oleh fitoplankton di bagian atas samudra, sekitar 90 persennya akan didaur ulang di lapisan atas itu dan hanya 10 persen yang akan tenggelam," kata Richard Sanders, peneliti senior dalam tim tersebut. "Dari 10 unit yang tenggelam, hanya satu yang akan sampai ke sedimen di dasar laut dan tersimpan di sana sepanjang masa."
Sisanya, meski akan didaur ulang di laut dalam, pada akhirnya akan terangkat kembali ke permukaan karena terdorong oleh arus laut dalam, dan karbon akan terlepas lagi. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu yang amat panjang, antara puluhan sampai beberapa ratus tahun. Ini berarti karbon akan disimpan lama dengan cara yang berbahaya, tapi tidak permanen.
Secara terpisah, 155 ilmuwan dari 26 negara dan kelompok internasional lainnya juga mengeluarkan pendapat bahwa penyerapan karbon dari atmosfer akan membuat laut semakin asam dan membahayakan jaring makanan ekosistem laut.
Selama ini, samudra telah berfungsi sebagai zona penyangga efek perubahan iklim dengan menyerap sebagian gas rumah kaca. Ketika gas karbon dioksida itu larut, air laut menjadi semakin asam. Panel internasional yang beranggotakan pakar kelautan itu menyatakan saat ini tingkat keasaman laut meningkat begitu cepat dan mengancam kelangsungan hidup terumbu karang, kerang, dan jaring makanan laut secara umum.
Panel tersebut bukanlah kelompok pertama yang menganggap meningkatnya keasaman laut sebagai ancaman lingkungan. Sebelumnya, sekelompok pakar terkemuka yang tergabung dalam Nature Conservancy juga menyampaikan penaksiran yang sama pada Agustus tahun lalu. Tapi, laporan terbaru ini memiliki skala yang jauh lebih besar dan menyerukan aksi cepat untuk memangkas emisi karbon dioksida. "Saat ini efeknya telah terdeteksi. Ada penurunan berat kerang dan cangkangnya, serta mengganggu pertumbuhan kerangka koral," kata panel tersebut.
Kelompok itu mengatakan satu-satunya cara mengendalikan asidifikasi adalah membatasi kadar gas CO2 atmosfer di masa depan. Strategi lainnya, termasuk memupuk laut untuk mempercepat pertumbuhan fitoplankton dan menyerap gas rumah kaca, justru akan memperburuk masalah di beberapa wilayah.
TJANDRA DEWI | AFP | NYTIMES

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

46 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

50 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya