Badan Geologi Menaikkan Status Gunung Anak Krakatau Menjadi Siaga

Senin, 25 April 2022 07:03 WIB

Badan Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menjadi Siaga pada Minggu, 24 April 2022, pukul 18.00 WIB setelah mendapati terjadinya peningkatan aktivitas gunung tersebut. (Badan Geologi)

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda setelah mendapati terjadinya peningkatan aktivitas gunung tersebut.

“Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan, dan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB,” dikutip dari rilis Badan Geologi, Minggu malam, 24 April 2022.

Badan Geologi memperluas radius wilayah yang diminta dihindari di seputaran Gunung Anak Krakatau karena naiknya status aktivitas gunung itu menjadi Siaga. Sebelumnya radius 2 kilometer saat status aktivitasnya Waspada, menjadi 5 kilometer dalam status Siaga. “Dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau,” ujarnya.

Gunung Anak Krakatau hingga saat ini masih berada dalam periode erupsi menerus. Erupsi yang sebelumnya dominan abu menerus berubah menjadi tipe strombolian dengan menghasilkan lontran lava pijar pada 17 April 2022. Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Badan Geologi mengamati aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatu selama 1-24 April 2022. Teramati gempa letusan, embusan, tremor harmonik, low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, serta tremor menerus. Gempa tektonik dan tektonik lokal sempat terekam peralatan pemantau gunung tersebut, salah satunya merekam terjadinya gempa terasa dengan kekuatan I MMI.

Advertising
Advertising

“Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022, bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus,” ujarnya.

Bersamaan dengan peningkatan aktivitas kegempaan tersebut, peralatan pengukuran deformasi juga merekam perubahan tubuh gunung api. Peralatan tiltmeter yang dipasang di Pulau Gunung Api merekam terjadinya pola inflasi pada 18 April 2022. Peralatan tiltmeter kemudian merekam pola deflasi-inflasi yang intens mulai tanggal 22 April 2022.

Data satelit Sentinel-5 (Tropomi) juga merekam terjadinya peningkatan emisi SO2. Pada 14 April 2022 emisi SO2 terekam 28,4 ton per hari, dan meningkat menjadi 92,19 kilo ton per hari pada 23 April 2022. Lonjakan emisi tersebut mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang di ikuti aliran lava.

“Nilai emisi SO2 ini mendekati nilai pada rangkaian erupsi tahun 2018 yaitu sebesar 12,4 kilo ton/hari pada periode Juni-Agustus 2018 dan 19,4 kilo ton/hari pada periode September-Oktober 2018,” ujarnya.

Pemantauan visual terhadap Gunung Anak Krakatu yang dilakukan dari Pos PGA Pasaruan dan Kalianda, serta CCTV yang dipasang di Pulau Sertung dan Pulau Gunung Api selama 1-24 April 2022 mendapati hembusan asap dari kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal. Tinggi kolom embusan bervariasi antara 25-3000 meter dari puncak Gunung Anak Krakatau. Sempat teramati letusan dengan tinggi kolom antara 50-2000 meter dari puncak dengan kolom abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga kehitaman yang dominan mengarah ke tenggara dan selatan mengikuti arah angin.

Badan Geologi memetakan seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter lebih kurang 2 kilometer masuk dalam kawasan rawan bencana. “Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi namun kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh. Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh,” ujarnya.

Gunung Anak Krakatu berada di Selat Sunda, Provinsi Lampung. Gunung tersebut memiliki karakter letusan berupa erupsi eksplosif dan epusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar 1-6 tahun. Erupsi gunung tersebut umumnya menghasilkan abu vulkanik, lontaran material pijar, serta aliran lava. Erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 sempat membuat ambruknya tubuh bagian barat daya gunung tersebut. Saat ini tinggi Gunung Anak Krakatau tercatat 150 mdpl.

Baca:
BNPB: Gunung Anak Krakatau Erupsi 9 kali, Hindari Radius 2 Kilometer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

3 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

3 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

3 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

5 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Kawah Ijen Jadi Perhatian Media Internasional setelah Insiden Kecelakaan Turis Cina

7 hari lalu

Kawah Ijen Jadi Perhatian Media Internasional setelah Insiden Kecelakaan Turis Cina

Seorang turis Cina jatuh ke dalam kawah Kawah Ijen saat berpose untuk foto menjadi perhatian media internasional.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

11 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

13 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

15 hari lalu

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

Gunung Awu letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

15 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya