Gunung Anak Krakatau Siaga, Kepala PVMBG: Daerah Bahaya Jauh dari Lintasan Mudik

Senin, 25 April 2022 17:17 WIB

Badan Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menjadi Siaga pada Minggu, 24 April 2022, pukul 18.00 WIB setelah mendapati terjadinya peningkatan aktivitas gunung tersebut. (Badan Geologi)

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Gunawan, mengatakan radius bahaya atas potensi kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda masih jauh dari jalur mudik.

“Diharapkan masyarakat tetap tenang karena kegiatan aktivitas masyarakat masih jauh dari radius yang direkomendasikan Badan Geologi untuk tidak masuk dalam radius 5 kilometer,” kata dia dalam konferensi pers daring, Senin, 25 April 2022.

Hendra mengatakan daerah bahaya yang berpotensi terjadi dalam erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini berada relatif jauh dari lintasan transportasi pelayaran kapal di Selat Sunda. Lalu lintas kapal di Selat Sunda antara Pelabuhan Merak dan Bakauheni diperkirakan akan meningkat pada mudik Lebaran.

“Dalam kaitan dengan potensi bahaya saat ini, jarak dalam radius 5 kilometer dari pusat Gunung Anak Krakatau, sehingga masyarakat yang ada di luar, saya kira kalau transportasi dari Merak ini, dari Jawa ke Lampung ini masih jauh. Itu puluhan kilometer, jadi relatif aman. Tapi untuk menjaga kehati-hatian, tetap mengikuti update informasi yang dikeluarkan Badan Geologi,” kata Hendra.

Hendra mengatakan aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini dalam pemantauan ketat. “Badan Geologi sudah berkoordinasi dengan semua KL (kementerian-lembaga) terkait, BNPB, BPBD, dan BMKG dalam menangani bila ada suatu ekskalasi, katakanlah ke depan. Kita melakukan koordinasi semua dan juga tim tanggap darurat dari Badan Geologi di lokasi di Pos Pasauran, di sana ada petugas pos yang memantau 24 jam dibantu tim tanggap darurat serta juga melakukan penguatan dari sisi alat monitoring,” kata dia.

Advertising
Advertising

Hendra mengatakan rapat koordinasi dengan BMKG juga sudah dilakukan. “Kemarin malam kita rakor dengan Kepala BMKG dalam cara menghadapi mitigasi ancaman dari bahaya letusan Gunung Anak Krakatau. Salah satunya minggu ini kita akan melakukan latihan gabungan dengan membuat skenario hanya lontaran pijar, sampai terburuk adalah bahaya sekunder (tsunami) yang mungkin bahaya peringatannya ada di BMKG,” kata dia.

Hendra mengatakan koordinasi tersebut untuk mensinergikan peringatan dini atas potensi bahaya erupsi Gunung Anak Krakatau. “Dengan skenario latihan bersama ini minggu ini kita harapkan bisa menjadi sinergi dalam memberikan early warning di mana bencana yang dihadapi ini memang ada bahaya primer dan sekunder,” kata dia.

Menurutnya, Kementerian ESDM ke depan akan melakukan modernisasi peralatan pemantau gunung api, yang salah satunya termasuk peralatan yang terpasang untuk memantau Gunung Anak Krakatau.

“Sesuai arahan Menteri ESDM bahwa ke depan Badan Geologi akan memodernisasi peralatan-peralatan di gunung api, salah satunya di Gunung Anak Krakatau. Kami akan memberdayakan hasil-hasil dari BPTKG, peralatan yang dikembangkan teknologinya untuk membantu sisi monitoring yang sudah ada di Gunung Anak Krakatau,” kata dia.

Sejak 15 April 2022, menurutnya, kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah terlihat secara visual. “Baik embusan asap, maupun tinggi letusan kolom yang bervariasi dari 1.000-2.000 meter dari muka air laut. Tiga hari terakhir sudah sampai 3.000 meter,” kata dia.

Hendra mengatakan, aktivitas kegempaan gunung juga menunjukkan peningkatan. Aktivitas yang terpantau visual tersebut sejalan dengan yang terlihat di peralatan pemantau.

“Kondisi tekanan yang ada di dalam tubuh Gunung Anak Krakatau mulai terekam intensif sejak tanggal 21 April 2022, jadi sekitar empat hari lalu. Ini artinya berkorelasi dengan meningkatnya tinggi kolom abu yang menjadi 3.000 meter dari muka air laut,” kata dia.

Sementara indikator emisi gas SO2 bahkan melonjak tajam. “Kalau dilihat dari pemantauan emisi gas SO2 ini terjadi peningkatan, di mana pada 15 April, fluks gas SO2 yang dikeluarkan itu 68 ton per hari, kemudian tanggal 17 April meningkat jadi 181 ton per hari. Dan terakhir tanggal 23 April meningkat menjadi 9.000 ton per hari,” kata dia.

Seluruh data pengamatan menunjukkan indikasi kecenderungan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Kita tidak pernah bisa memprediksi kondisi gunung, tapi yang bisa kita lihat adalah pola kecenderungan meningkat, itu yang menjadi dasar pada tanggal 24 April pukul 18.00 Badan Geologi, ditandatangani oleh Pak Kepala Badan Geologi, menaikkan status aktivitas dari Level 2 atau kita sebut Waspada menjadi Level 3 atau Siaga,” kata dia.

Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak memasuki areal dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau. “Masyarakat di luar radius 5 kilometer agar tetap tenang, tidak panik, dan selalu update informasi kebencanaan dari sumber yang resmi,” kata dia.

Baca:
Badan Geologi Menaikkan Status Gunung Anak Krakatau Menjadi Siaga

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

1 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

6 hari lalu

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

Dengan 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 31 kilometer. dipadukan dengan tenaga elektrik, jadi semakin irit. Keluarga juga nyaman karena di atap terdapat Panoramic Glass Roof with Power Sunshade.

Baca Selengkapnya

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

7 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

7 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

7 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Angkutan Lebaran 2024, MTI Minta Pemerintah Lakukan Pengawasan Angkutan Gelap

8 hari lalu

Evaluasi Angkutan Lebaran 2024, MTI Minta Pemerintah Lakukan Pengawasan Angkutan Gelap

Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno memaparkan catatan evaluasi transportasi selama momentum Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenag Fasilitasi Ribuan Warga Balik ke Tempat Kerja setelah Mudik

9 hari lalu

Kemenag Fasilitasi Ribuan Warga Balik ke Tempat Kerja setelah Mudik

Kemenag mamfasilitasi ribuan warga untuk balik dari kampung ke tempat kerja mereka di Jakarta setelah mudik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

9 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

9 hari lalu

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

10 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya