AS Tawarkan Hadiah Rp 145 Miliar untuk Informasi Peretas Ransomware Conti

Selasa, 10 Mei 2022 16:33 WIB

ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri AS telah mengumumkan hadiah hingga US$ 10 juta (Rp 145 miliar) untuk setiap informasi yang mengarah pada identifikasi individu kunci yang merupakan bagian dari geng kejahatan dunia maya yang terkenal, Conti.

Selain itu, AS menawarkan US$ 5 juta (Rp 72,6 miliar) lagi untuk informasi intelijen yang dapat membantu menangkap atau menghukum individu yang berkonspirasi atau mencoba untuk berafiliasi dengan kelompok tersebut dalam serangan ransomware.

Departemen tersebut menyebut varian Conti sebagai "jenis ransomware paling mahal yang pernah didokumentasikan."

Conti merupakan karya kelompok kejahatan terorganisir transnasional yang berbasis di Rusia. Conti juga mempunyai julukan Gold Ulrick, salah satu kartel ransomware paling produktif yang terus menyerang entitas secara global sekaligus memperluas kerajaannya dengan menyerap TrickBot dan menjalankan bisnis sampingan yang melibatkan pemerasan data.

Setelah sindikat tersebut menyatakan dukungan publik untuk invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, sindikat itu mengalami pelanggaran besar sendiri setelah kode sumber dan obrolan internal dirilis di domain publik. Sayangnya, kebocoran itu tidak banyak membantu memperlambat kegiatannya.

Advertising
Advertising

Menurut Bleeping Computer, serangan ransomware mempengaruhi Kementerian Keuangan, Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Kosta Rika, serta Dana Pembangunan Sosial dan Tunjangan Keluarga Kosta Rika, di antara entitas lain.

Laporan itu juga mengatakan bahwa serangan itu mempengaruhi beberapa layanan dari perbendaharaan negara mulai pada 18 April. Peretas tidak hanya menghapus beberapa sistem pemerintah, tetapi mereka juga membocorkan data, menurut CyberScoop, yang mencatat bahwa hampir 700GB data telah masuk ke situs Conti.

Dalam kasus Kosta Rika, penyerang mengklaim sebagai salah satu dari afiliasi ini dan mengatakan bahwa mereka bukan bagian dari tim atau pemerintah yang lebih besar, menurut pesan yang diunggah oleh CyberScoop. Namun, mereka mengancam akan melakukan tindakan "lebih serius". Serangan itu menyebut Kosta Rika sebagai "versi demo."

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Conti disebut telah memakan korban lebih dari 1.000 organisasi pada Januari 2022, dengan pembayaran korban melebihi US$ 150 juta. Bulan lalu, kelompok tersebut mengklaim kredit untuk serangan terhadap jaringan pemerintah Kosta Rika.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS menawarkan hadiah sebagai bagian dari upayanya untuk mengganggu dan membongkar kejahatan terorganisir transnasional secara global, termasuk kejahatan dunia maya dan melindungi calon korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat dunia maya.

Pada November 2021, AS menawarkan hadiah uang serupa untuk menemukan pihak kriminal yang terkait dengan DarkSide dan ransomware REvil, yang digunakan dalam serangan tingkat tinggi di Colonial Pipeline dan Kaseya tahun lalu.

Baca:
Data Bank Indonesia Diduga Disusupi Geng Ransomware Conti

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

1 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

2 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

4 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

19 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

19 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

19 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

20 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

22 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

23 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

1 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya