BRIN Beberkan 9 Kegiatan Riset Hadapi Hepatitis Akut Misterius

Jumat, 13 Mei 2022 12:56 WIB

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengurai setidaknya sembilan kegiatan riset yang dijanjikan akan dilakukan menghadapi kasus hepatitis akut misterius. Penyakit bergejala hepatitis akut namun belum bisa dipastikan penyebabnya itu telah menyerang sejumlah anak-anak, termasuk di Indonesia.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Ni Luh P. Indi Dharmayanti, mengungkap itu dalam Sapa Media daring bertema ‘Mengenal Lebih Jauh Hepatitis Akut’ pada Kamis, 12 Mei 2022. “Yang pertama, kami akan melakukan analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya," kata dia.

Riset itu segera diikuti dengan whole genome sequencing untuk dapat memahami epidemiologi dan fenotipe hepatitis akut. Ni Luh menekankan kapasitas BRIN yang disebutnya memiliki peralatan sangat lengkap.

Berderet riset lainnya, seperti dituturkan Ni Luh, adalah riset metagenomik pada darah dan jaringan; pengembangan perangkat diagnostik; riset deteksi dini dan respons cepat terhadap penyakit hepatitis akut; eksplorasi dan pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional untuk hepatoprotektor; serta penegakan diagnostik dan pengembangan terapi (termasuk uji klinik obat).

“Seperti halnya kasus Covid, kemungkinan akan ada obat-obatan dari luar yang akan diujikan di Indonesia," kata Ni Luh. "Seharusnya BRIN juga terlibat dalam upaya tersebut bersama Kementerian Kesehatan."

Advertising
Advertising

Selanjutnya adalah riset yang disebutnya sebagai Multiplex Reverse Transcriptase-PCR for Simultaneous Detection Hepatitis Viruses dan juga riset mekanisme silvestrol senyawa alami dalam menghambat replikasi virus hepatitis secara in vitro dan in vivo.

Berdasarkan data hingga Selasa, 10 Mei 2022, WHO mengkonfirmasi sebanyak 348 kasus terduga hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di 20 negara. Di Indonesia, telah ada 15 kasus yang dilaporkan dengan lima di antaranya si pasien anak meninggal.

Adenovirus: Belum pasti tapi tetap waspada

Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Harimat Hendarwan, menjelaskan, hepatitis akut merupakan kondisi peradangan atau inflamasi akut yang menyerang parenkim atau sel hepatosit pada hati. Masa inflamasi atau kerusakan sel hati itu berlangsung selama kurang dari 6 bulan.

Berdasarkan data WHO, Harimat menilai adenovirus belum pasti berada di balik serangan penyakit itu. Namun faktanya tak dapat diabaikan kalau virus itu ditemukan dalam banyak sampel pasien.

Sebagai catatan, virus yang lebih kerap menyebabkan flu perut atau gastroenteritis ini cenderung tahan lama pada permukaan dan alcohol-based hand sanitizer. "Artinya, dalam hal pencegahan, kita harus memperhatikan hal-hal seperti ini, yakni mencuci tangan dengan air bersih, melakukan higiene tangan dan respirasi,” kata Harimat.

Cara deteksi dan penelusuran

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Kelompok Riset Hepatitis di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN, Korri El Khobar, menerangkan, deteksi virus penyebab hepatitis dapat dilakukan secara serologi dan molekuler. “Deteksi serologi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang telah atau pernah terinfeksi dengan cara mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus,” kata Korri.

Deteksi serologi dapat dilakukan dengan mendeteksi antibodi atau antigen spesifik virus. Metodenya beragam seperti ELISA atau CLIA, melalui sampel darah, plasma atau serum, dan sampel pernapasan.

Sedangkan deteksi molekuler dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis infeksi virus dengan cara menemukan materi genetik virus, melalui metode PCR dan sequencing. Hasil positif dari deteksi molekuler dapat dilanjutkan dengan melakukan proses sequencing untuk mendapatkan sekuens virus tersebut.

“Analisis sekuens virus dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus, melakukan karakterisasi dengan melihat adanya variasi pada sekuens, melakukan analisis kekerabatan virus, dan juga menentukan sebaran epidemiologi virus,” tutur Korri.

Peneliti Pusat Riset Biomedis, Fitriana mengatakan, penegakan diagnosis hepatitis akut unknown hendaknya dilakukan secara seksama mempertimbangkan penyebabnya. Dia tak hanya menyebut virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Tapi juga yellow fever, leptospirosis, cytomegalovirus (CMV), Eipstein Barr Virus (EBV), adenovirus (normal adenovirus infection atau novel variant adenovirus), infeksi atau sindroma post infeksi SARS-CoV-2 atau varian baru SARS-CoV-2, obat-obatan, toksin, atau pajanan lingkungan, ko-infeksi, dan sebagainya.

“Pemeriksaan biokimia akan memberi andil dalam penelusuran etiologi dan mengubah unknown menjadi known,” kata Fitriana.

Baca juga:
Rektor UGM Bicara 3 Calon Pengganti: Ada yang Dipuji, Ada yang Kolega Dekat


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

18 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

21 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

3 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

3 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya