Epidemiolog Minta Penggunaan Masker Tetap Diperlukan, Ini Alasannya

Rabu, 18 Mei 2022 14:39 WIB

Siswa mengikuti halal bilhalal usai libur lebaran di SDN Cipayung 03, Jakarta, Kamis 12 Mei 2022. Pemprov Jakarta tetap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dimulai 12 Mei 2022, meski dihantui penyakit hepatitis akut misterius. Setiap sekolah yang menggelar PTM 100 persen harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker dan mencuci tangan. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Presiden Jokowi mengatakan, jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka, yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker.

Namun, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta penggunaan masker tetap diperlukan. Bukan hanya keadaan masih berstatus pandemi, juga adanya penyakit lain yang tengah berkembang yang diduga ditularkan melalui udara, seperti hepatitis akut.

“Dalam konteks pandemi ini kita akan mengalami potensi dampak-dampak langsung atau tidak langsung dari pandemi itu sendiri, antara lain penyakit yang bisa ditularkan melalui udara, seperti salah satu hipotesa dikaitkan dengan hepatitis akut,” jelas Dicky lewan pesan suara, Rabu, 18 Mei 2022.

Data per tanggal 14 Mei 2022 memang menyatakan adanya pasien meninggal yang diduga dari hepatitis akut. “Sebanyak tujuh dari 18 pasien diduga hepatitis akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit hepatitis akut atau ada faktor lainnya,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Syahril, dalam keterangannya, Sabtu lalu.

Dicky juga mengingatkan penyakit lainnya yang ditularkan melalui udara. “Ada juga campak, TB, flu dan lainnya. Ini tentu butuh pola hidup bersih sehat, perilaku lebih adaptif dalam pascapandemi. Juga upaya kita untuk meminimalisir beragam penyakit yang ditularkan melalui udara. Tentu akan sangat membutuhkan kebiasaan memakai masker,” kata Dicky.

Advertising
Advertising

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya dosis ketiga dan membandingkan dengan negara tetangga, Australia. “Ada pelonggaran tidak memakai masker di luar ruangan, itu juga karena cakupan dosis tiga vaksinasinya sudah di atas 70 persen, di Indonesia belum,” kata Dicky. “Apakah cakupan dosis tiga sudah di atas 50 persen?”

Dicky juga menyatakan konteks outdoor tidak menjamin aman. Outdoor mesti disertai sirkulasi udara di tempat itu bagus. “Ada outdoor yang anginnya kurang. Ini yang berbahaya. Artinya tidak serta merta di outdoor tidak memakai masker,” jelasnya.

Kemudian, ia juga membuka kemungkinan tentang lokasi indoor, tapi orang-orangnya sudah divaksin penuh. “Artinya, harus disampaikan kepada publik, bahwa pemerintah punya acuan, silakan. Harus memberikan informasi memadai pada publik sehingga publik bisa menilai sendiri. Ini saya dalam situasi yang aman nggak tidak pakai masker?” tanyanya.

Pernyataan Presidan Jokowi diharapkan diterjemahkan lebih detail dan jelas oleh pejabat-pejabat di bawahnya. Ia mengharapkan para menteri, dirjen atau kepala dinas harus memberikan penjelasan dan menyatakan bahwa betul ada kelompok yang rawan tetap memakai masker.

Dicky juga membuka kemungkinan adanya warga yang sudah booster tetap bisa terinfeksi. Warga tersebut bisa juga menularkan walau tidak bergejala parah. Misalnya jika warga terinfeksi tanpa disadari karena tidak melakukan tes, kemudian dia membawa infeksi virus ini pada teman dekatnya, dan itu bisa membawa kefatalan.

Ia berharap pemerintah lebih bijak dan tidak terburu-buru. “Kan kita ada masa transisi yang disampaikan enam bulan itu. Saya memprediksi akhir tahun ini kita sudah dalam situasi yang jauh lebih baik dan aman,” kata Dicky.

Baca:
Jokowi Izinkan Lepas Masker, Satgas Covid-19 Yogya Tetapkan Batas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

10 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

15 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

28 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

32 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

33 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

33 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya