Mahasiswa Penyandang Cerebral Palsy Raih Gelar Magister: Saya Butuh Usaha Lebih

Reporter

Antara

Minggu, 22 Mei 2022 20:57 WIB

Andre Sanjaya (26), mahasiswa penyandang disabilitas fisik cerebral palsy, yang berhasil meraih gelar magister pendidikan magister psikologi di Universitas Tarumanagara, Jakarta. ANTARA/Indriani

TEMPO.CO, Jakarta - Andre Sanjaya (26), seorang mahasiswa penyandang disabilitas fisik cerebral palsy, berhasil meraih gelar magister pendidikan magister psikologi di Universitas Tarumanagara, Jakarta. Andre bahkan menjadi salah satu lulusan berprestasi non-akademik dengan nilai IPK 3,84.

Dari atas kursi roda, Andre tak mampu menyembunyikan rasa gembiranya saat diwisuda pada Sabtu 21 Mei 2022. “Penghargaan ini diberikan karena kiprah saya pada bidang pengabdian masyarakat,” ujarnya.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Andre bersemangat untuk melanjutkan pendidikan dan mengabdi kepada masyarakat. Salah satunya, ia aktif donor darah sejak 2013. Ia berkomitmen untuk melakukan donor darah setiap dua bulan sekali. Selain itu, ia juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Youth Interfaith Camp pada 2021.

“Awalnya melakukan donor darah karena panggilan hati, karena saya membaca Indonesia masih kekurangan darah," kata Andre yang awalnya mendaftar ke Fakultas Kedokteran namun terbentur aturan yang tidak memperkenankan penyandang disabilitas fisik seperti dirinya untuk mengambil program studi kedokteran.

Dari situ, ia mencari jalan tengah agar bisa melanjutkan pendidikan tinggi yang sesuai minatnya. Akhirnya, ia pun memilih masuk ke program studi psikologi.

Advertising
Advertising

Andrea mengaku kesulitan belajar karena merupakan penyandang cerebral palsy yaitu mempunyai kekurangan di mana antara otak dan gerak anggota tubuh tidak nyambung. "Saya butuh usaha lebih dan harus fokus untuk menggerakkan tubuh,” kata dia lagi.

Bahkan saat belajar pun, ia tak bisa mendengarkan dan mencatat materi sekaligus. Harus fokus pada salah satu kegiatan. Dalam membaca, ia butuh 10 kali lebih lama dibandingkan mahasiswa lainnya. Ia akhirnya merekam semua materi perkuliahan yang diberikan dosennya. Solusi juga datang dari teman-teman kuliah yang mau meminjamkan catatan perkuliahan.

“Ke depan, saya akan melanjutkan pendidikan ke pendidikan profesi psikologi,” jelas Andre yang saat ini fokus pada bidang psikologi olahraga itu.

Andre merupakan salah satu tenaga ahli psikologi olahraga yang memiliki sertifikasi KONI. Ia merupakan satu dari dua penyandang disabilitas yang mendapatkan sertifikasi dari KONI tersebut.

Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia, Gufroni Sakaril, mengatakan tingkat partisipasi sekolah penyandang disabilitas masih rendah. Padahal tanpa pendidikan yang baik, penyandang disabilitas akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat mandiri.

Data dari Survei Ekonomi Nasional 2018 menyebut hanya 56 persen anak penyandang disabilitas yang lulus Sekolah Dasar, dan hampir 3 dari 10 anak difabel tidak pernah mengenyam pendidikan. Sedangkan berdasarkan Statistik Pendidikan 2018, persentase penduduk usia lima tahun ke atas penyandang disabilitas yang masih sekolah hanya 5,48 persen.

Penyandang disabilitas yang belum atau tidak pernah bersekolah sama sekali mencapai 23,91 persen. Penyandang disabilitas yang tidak bersekolah lagi sebesar 70,62 persen. “Tentu ini menjadi perhatian bagi kita semua, karena tingkat partisipasi sekolah penyandang disabilitas yang rendah dapat menjadi persoalan bangsa di kemudian hari,” kata Gufroni.

Rektor Universitas Tarumanagara, Agustinus Purna Irawan, mengatakan berkomitmen untuk menjalankan pendidikan yang inklusif. Komitmen tersebut diwujudkan dengan melakukan penerimaan mahasiswa difabel di berbagai program studi di kampus itu. “Kami menyediakan fasilitas pendukung dan pendampingan untuk mempermudah mahasiswa disabilitas mengakses pembelajaran,” kata Agustinus.

Saat ini di Universitas Tarumanagara terdapat setidaknya 50 mahasiswa difabel yang menempuh berbagai program studi di kampus itu. Hanya satu program studi yakni pendidikan kedokteran yang belum menerima mahasiswa penyandang disabilitas karena berdasarkan aturan dari Kementerian Pendidikan.

Baca juga:
4 Tips Mengolah Daging dan Jeroan di Masa Penyakit Mulut dan Kuku dari Dokter Hewan

Berita terkait

Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

6 jam lalu

Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

TPKB sebut pembubaran mahasiswa Katolik Universitas Pamulang itu menunjukkan minimnya penghormatan keberagaman, kebhinnekaan dan pluralisme.

Baca Selengkapnya

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

6 jam lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

7 jam lalu

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

Polda Riau menyelidiki laporan Rektor Universitas Riau (UNRI) Sri Indarti terhadap mahasiswa bernama Khairiq Anhar yang mengkritik biaya kuliah

Baca Selengkapnya

Kemenkumham Buka Suara soal Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik di Tangsel

9 jam lalu

Kemenkumham Buka Suara soal Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik di Tangsel

Ibadah mahasiswa katolik Universitas Pamulang (UNPAM) di Kampung Poncol, Tangerang Selatan dibubarkan warga.

Baca Selengkapnya

Forum Mahasiswa Sumatera Utara Jakarta Bersiap Deklarasi Dukungan untuk Nikson Nababan

11 jam lalu

Forum Mahasiswa Sumatera Utara Jakarta Bersiap Deklarasi Dukungan untuk Nikson Nababan

Deklarasi direncanakan pada Kamis, 8 Mei 2024, di Warkop Medan Jakarta, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UIN Jakarta Kumpulkan Data Keberatan Kenaikan UKT sebelum Gugat ke PTUN

11 jam lalu

Mahasiswa UIN Jakarta Kumpulkan Data Keberatan Kenaikan UKT sebelum Gugat ke PTUN

Saat ini Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengumpulkan data sebelum menggugat kampus atas kenaikan UKT ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Benahi Pengawasan dan Sistem Distribusi KIP Kuliah

14 jam lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Benahi Pengawasan dan Sistem Distribusi KIP Kuliah

Sejumlah penerima KIP Kuliah sebelumnya ramai dibicarakan karena sudah dinilai tak layak menerima.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka

18 jam lalu

Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka

Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus pembubaran dan penganiayaan mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) yang sedang doa Rosario.

Baca Selengkapnya

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

1 hari lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

1 hari lalu

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Baca Selengkapnya