TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang pertama Ujian Tulis Berbasis Komputer jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) di kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor berakhir Senin, 23 Mei 2022. Sejak digelar 17 Mei lalu, panitia mencatat sekitar 7 persen pendaftar tidak hadir di ruang ujian.

Menurut Koordinator Pelaksana UTBK SBMPTN di Unpad Inu Isnaeni Shidi, jumlah pendaftar UTBK SBMPTN di Unpad ada 7.410 orang. Namun yang hadir sebagai peserta di ruang ujian sebanyak 6.952 orang. “Pendaftar yang tidak hadir 458 orang, atau diikuti 93-an persen,” katanya kepada Tempo, Senin, 23 Mei 2022. Kondisi seperti itu menurutnya kurang lebih sama seperti tahun lalu.

Selain itu dari catatan panitia, pada hari pertama dan kedua selama enam hari ujian, ada empat orang pendaftar yang ditolak ikut ujian pada sesi pagi hari. Alasannya karena mereka datang terlambat datang di lokasi ujian di luar batas toleransi sesuai persyaratan. “Ada yang mengaku terlambat karena ban bocor, harus ganti naik ke angkutan umum, macet, semuanya kendala di perjalanan,” ujar Inu.

Kendala seperti itu menurutnya bisa diantisipasi peserta dengan berangkat lebih awal dari rumah. Masalah lain yaitu para peserta yang tidak membawa dokumen persyaratan ikut ujian seperti kartu identitas, atau surat keterangan sebagai siswa dari sekolah bagi lulusan 2022. Peserta dapat mengikuti ujian, kata Inu, namun peserta mendapat catatan untuk penilaian kelulusan ujian.

Menjelang akhir ujian gelombang pertama, ada juga kejadian dua orang peserta yang sakit di ruang ujian. Setelah mendapatkan pengobatan, mereka bisa melanjutkan ujian. “Mereka mengaku tidak sarapan sebelum ujian,” kata Inu.

Dia berharap para peserta gelombang kedua UTBK di Unpad menyiapkan diri lebih baik sebelum ujian. Dari mulai semua berkas persyaratan, perjalanan dari rumah ke lokasi ujian, dan sarapan bagi yang ujian pagi hari. Menurut Inu, jumlah pendaftar yang akan UTBK gelombang kedua di Unpad pada 28-31 Mei 2022 sebanyak 3.902 orang.

ANWAR SISWADI

Baca juga: Kisah Nisa, Anak Satpam yang Kuliah S2 di UK Setelah 7x Gagal Raih Beasiswa