Warna dan Suasana Hati

Reporter

Editor

Rabu, 11 Februari 2009 18:23 WIB

TEMPO Interaktif, LONDON: Selama ini para ilmuwan berusaha mengungkap apakah warna dapat mempengaruhi kinerja atau emosi seseorang. Pemilihan warna yang tepat juga menjadi perhatian para pembuat iklan, tim olahraga, serta pengusaha restoran.
Dalam sebuah studi tentang seragam Olimpiade, sejumlah antropologis di Durham University, Inggris, menemukan bukti bahwa dalam pertandingan yang berimbang di Olimpiade 2004, 60 persen atlet tinju, taekwondo, gulat--baik gaya bebas maupun Greco Roman--yang mengenakan seragam merah akan mengalahkan pemain berkostum biru. Para ilmuwan beranggapan bahwa seragam merah memberi efek yang sama bagi atlet seperti apa yang terlihat pada binatang, yaitu tanpa disadari menyimbolkan dominasi.
Efek lain yang juga primal terungkap pada sebuah studi yang dilakukan oleh Andrew Elliot dari University of Rochester pada 2008. Lelaki itu menganggap foto perempuan dengan latar belakang merah atau mengenakan pakaian merah lebih menarik dibandingkan perempuan dengan background warna lain, tanpa memandang apakah perempuan dalam foto itu lebih cerdas atau disukai.
Ada pula studi pesta cocktail yang dilakukan oleh sekelompok desainer interior, arsitek, dan ilmuwan warna korporat. Mereka membuat sebuah ruangan yang didekorasi layaknya sebuah bar minuman dalam warna merah, biru, dan kuning. Mereka menemukan bukti bahwa lebih banyak orang yang memilih ruangan merah dan kuning, tapi orang yang berpesta dalam ruangan biru tinggal lebih lama. Tamu di ruangan merah dan kuning juga lebih aktif dan sosial. Meskipun tamu di ruang merah dilaporkan merasa lebih haus dan lapar dibandingkan yang lain, justru tamu di ruangan kuning yang makan dua kali lebih banyak.
Pengaruh warna yang kuat terhadap suasana hati terjadi karena banyak orang mengaitkan warna merah dengan berbagai hal yang problematik, semisal keadaan darurat atau nilai merah dalam tes yang gagal. Asosiasi bahwa merah adalah berhenti, api, alarm, peringatan, dapat diaktivasi tanpa kesadaran orang tersebut. "Hal itu kemudian mempengaruhi apa yang mereka pikirkan atau lakukan," kata John A. Bargh, dosen psikologi di Yale University. "Biru terlihat memberikan efek yang lebih lemah dibandingkan merah. Tapi langit biru atau air biru adalah tenang dan positif, dan begitulah efek terhadap suasana hati yang dihasilkannya."
Meski demikian, Norbert Schwarz memperingatkan bahwa efek warna mungkin tidak dapat diandalkan atau tidak signifikan. "Dalam beberapa konteks merah adalah hal yang berbahaya, dan dalam sejumlah konteks lainnya merah adalah hal menyenangkan," ujarnya. "Jika Anda berjalan menyeberangi sebuah sungai yang membeku, biru adalah hal yang berbahaya." tutur Schwarz.
Dr Elliot dari University of Rochester mengatakan asosiasi biru dengan emosi positif dianggap kurang konsisten dibanding asosiasi merah dengan mood negatif. Efek warna juga ditentukan oleh apakah warna itu mendominasi pandangan seseorang, misalnya pada layar komputer, atau hanya bagian dari apa yang dilihat orang. Dr Elliot mengatakan bahwa dalam studi yang dilakukan oleh tim Science, kecemerlangan atau intensitas warna mungkin juga memberikan efek tersendiri.
Beberapa studi kognitif sebelumnya tidak menemukan pengaruh warna terhadap kinerja. Hanya satu studi yang menyatakan bahwa pelajar mengerjakan ujian dengan lebih baik pada kertas biru daripada merah. Tapi Schwarz mengatakan studi itu menggunakan warna biru yang menyedihkan dan merah yang riang.
Studi yang dilakukan oleh jurnal Science menyimpulkan bahwa merah membuat orang lebih waspada dam berorientasi pada detail. Hal itu sama dengan penemuan Dr Elliot bahwa peserta tes yang diperlihatkan sampul merah sebelum mengikuti tes inteligensia memperoleh hasil yang lebih jelek daripada mereka yang diperlihatkan warna hijau atau netral.
Pada tes yang berbeda, orang yang menerima sampul merah juga memilih pertanyaan yang lebih mudah. Dibandingkan dengan tugas mengoreksi naskah atau memori yang disodorkan Dr Juliet Zhu, tes IQ membutuhkan proses berpikir yang lebih berat.
TJANDRA | SCIENCE | NYTIMES | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

42 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

42 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

42 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.

Baca Selengkapnya