TEMPO Interaktif, Jakarta: Google Inc, pemilik mesin pencari paling populer di dunia, mengumumkan rencana untuk menutup bisnis radio iklannya yang berumur tiga tahun dan mengurangi 40 pekerja, dengan alasan investasi itu tidak memberi hasil yang cukup.
Perusahaan, yang melakukan ekspansi ke pasar itu tahun 2006 dengan membeli DMarc Broadcasting Inc, sedang mencari pembeli untuk peranti lunak yang mengatur iklan di program radio. Google akan menghentikan penjualan iklan radio pada 31 Mei dan akan fokus pada audio streaming, menurut tulisan di blognya hari ini.
Langkah itu menunjukkan kegagalan Google untuk mengukuhkan dominasinya di iklan Internet ke media offline. Perusahaan mengatakan bulan lalu ingin menutup bisnis yang menjual ruang iklan di koran.
Google membelanjakan US$ 102 juta tunai untuk DMarc dan setuju untuk membayar sebesar US$ 1,14 miliar secara mencicil tergantung kinerjanya.
"Mereka mencoba untuk menembus media yang benar-benar tua dan melembaga," ujar Sameet Sinha, seorang analis dari JMP Securities LLC di San Francisco.
Pertumbuhan iklan radio telah berhenti dalam tiga tahun terakhir. Pendapatan iklan naik 0,4 persen pada tahun 2006, kemudian turun 2,3 persen pada tahun 2007, menurut Mark Fratrik, seorang analis dari BIA Financial Network di Chantilly, Virginia.
Sementara, angka awal menunjukkan penurunan 8,5 persen pada 2008, dan Fratrik memperkirakan penurunan sebesar 10 persen tahun ini.
Saham Google, yang berpusat di Mountain View, California, naik US$ 5,01 atau 1,4 persen, ke US$ 363,05 di New York pada pukul 4 pm di Bursa Saham Nasdaq, Kamis.
BLOOMBERG | ERWIN Z
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya