Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Serukan Ini

Reporter

Antara

Senin, 13 Juni 2022 08:33 WIB

Varian baru virus corona, Omicron masih membuat khawatir para ahli. Pasalnya, Omicron lebih mudah membuat seseorang kembali terpapar atau reinfeksi meski sudah memiliki antibodi, tetapi gejalanya cenderung ringan pada yang sudah divaksinasi.

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan perlunya meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing mengantisipasi berkembangnya Covid-19 subvarian Omicron yang baru di dunia, yakni Omicron BA.4 dan dan BA.5. Kedua subvarian tersebut bahkan telah terdeteksi masuk Indonesia lewat empat kasus yang terkonfirmasi di Bali pada pekan lalu.

Tiga dari empat kasus konfirmasi positif tersebut diketahui berasal dari sampel milik warga asing, degelasi tamu dalam sebuah forum internasional.

"Perlu peningkatan surveilans genomik pada pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, kritis atau meninggal,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi di PDPI, Erlina Burhan, dalam webinar bertema 'Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 dalam Masa Transisi Menuju Endemi' Minggu, 12 Juni 2022.

Erlina menyatakan kebutuhan itu bersama anjurannya untuk tetap menggunakan masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan, atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan. Juga, dia menyerukan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19 hingga dosis penguat (booster).

Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu menambahkan bahwa berdasarkan data sementara diketahui subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian sebelumnya. Kendati tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan gejala infeksi yang lebih parah.

Advertising
Advertising

"Masyarakat untuk waspada namun jangan panik," kata perempuan yang juga tergabung dalam Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Dalam webinar yang sama, Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Andani Eka Putra, mengingatkan yang sama tentang perlunya meningkatkan jumlah sampel untuk diperiksa whole genome sequencing. Ini, kata dia, untuk mendeteksi subvarian Omicron BA.4 dan Omicron BA.5 serta mendukung upaya pengendalian penyebaran Covid-19.

“Pemeriksaan WGS perlu ditingkatkan, terutama untuk sampel kasus positif COVID-19 yang terdapat pada daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus, peningkatan hospitalisasi dan peningkatan angka kematian,” kata dia.

Menurut dokter yang juga menjadi tenaga ahli Menteri Kesehatan RI saat ini tersebut, terdapat peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dan ditemukan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di DKI Jakarta dan Bali. Meski, dia menambahkan, peningkatan kasus tersebut masih belum terlihat hubungannya dengan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 dalam 15 hari sejak penemuannya. "Masih perlu pemantauan lebih lanjut,” katanya.

Baca juga:
Omicron BA.4 dan BA.5 Meledak di Indonesia dalam 2 Minggu jika ...

Berita terkait

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

3 Januari 2024

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

Seluruh fasilitas kesehatan masih menunggu mekanisme dari Kemenkes untuk layanan vaksin Covid-19 berbayar.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

31 Desember 2023

Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

Vaksinasi COVID-19 tetap gratis untuk kelompok masyarakat rentan mulai 1 Januari 2024. Siapa saja yang berhak divaksin gratis?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Gratis Hingga Akhir 2023, Simak Lokasinya

28 Desember 2023

Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Gratis Hingga Akhir 2023, Simak Lokasinya

Dinkes DKI tidak hanya menyediakan layanan vaksinasi Covid-19 gratis kepada warga Jakarta, melainkan untuk KTP seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dinas Kesehatan DKI: Kasus Covid-19 Harian di Jakarta Mencapai 50 hingga 100 Kasus

28 Desember 2023

Dinas Kesehatan DKI: Kasus Covid-19 Harian di Jakarta Mencapai 50 hingga 100 Kasus

Dinas Kesehatan DKI Jakarta berharap tidak ada lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur Natal dan tahun baru 2024.

Baca Selengkapnya

Mulai 1 Januari 2024, Vaksinasi Covid-19 Tidak Gratis Lagi

28 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, Vaksinasi Covid-19 Tidak Gratis Lagi

Hingga akhir tahun 2023, vaksinasi Covid-19 gratis masih tersedia di seluruh puskesmas kecamatan di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog Ungkap Varian Covid-19 JN.1 Menginfeksi dan Bermutasi Cepat karena Hal Ini

24 Desember 2023

Epidemiolog Ungkap Varian Covid-19 JN.1 Menginfeksi dan Bermutasi Cepat karena Hal Ini

Covid-19 varian JN.1 lebih cepat menginfeksi sehingga pertumbuhan kasus kian bertambah.

Baca Selengkapnya

Dinkes DKI: Kasus Covid-19 Selama Tiga Hari Ini Stabil, Masyarakat Diminta Segera Vaksin

23 Desember 2023

Dinkes DKI: Kasus Covid-19 Selama Tiga Hari Ini Stabil, Masyarakat Diminta Segera Vaksin

Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dwi Octaviani menyampaikan kasus positif Covid-19 aktif di Jakarta hingga hari ini berjumlah 663.

Baca Selengkapnya