Amerika Pacu Produksi Biofuel

Reporter

Editor

Senin, 16 Februari 2009 08:22 WIB

TEMPO Interaktif, Sioux Falls:Bahan bakar nabati atau biofuel akan memangkas sepertiga kebutuhan bensin di Amerika Serikat pada 2030. Sebuah studi in-depth yang dikerjakan oleh Sandia National Laboratories di Livermore, California, dan General Motors Corp. menemukan bukti bahwa limbah tumbuhan dan hutan serta tanaman pangan lainnya dapat menggantikan 30 persen penggunaan bahan bakar fosil itu.
Tujuan studi pendistribusian 90 miliar galon biofuel itu adalah untuk menaksir apakah bahan bakar nabati selulosa dalam jumlah besar bisa diproduksi secara berkesinambungan, termasuk bagaimana mempertahankannya dengan mengasumsikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknis berlanjut pada laju yang diharapkan.
Dalam studi yang dilakukan selama sembilan bulan itu, para pengamat menaksir bahwa kelaikan, implikasi, dan batasan yang ada memungkinkan produksi etanol sebesar 90 miliar galon setiap tahun. Sekitar 75 miliar galon di antaranya berasal dari pengolahan dedaunan makanan ternak semisal switch grass (Panicum virgatum), batang dan daun jagung kering, jerami, kayu pohon dedalu, dan poplar. Sedangkan 15 miliar galon sisanya berasal dari etanol berbasis jagung.
Produksi etanol sebesar 90 miliar galon per tahun adalah target yang ditetapkan oleh Departemen Energi Amerika pada 2006. Biofuel sebanyak itu cukup untuk menggantikan sebagian kebutuhan bensin dunia pada 2030 yang diperkirakan mencapai 180 miliar galon.
Cole Gustafson, ahli ekonomi biofuel di North Dakota State University di Fargo, North Dakota, mengatakan bahwa angka 90 miliar itu amat agresif, jauh melampaui mandat pemerintah Federal yang meminta produksi bahan bakar terbarukan sebesar 36 miliar galon untuk dicampur ke dalam bensin pada 2022. "Saya bertanya apakah kita bisa melakukannya," kata Gustafson. "Teknologi ini terlalu lamban berkembang."
Pemerintah harus melindungi industri bahan bakar nabati ini dari pesaing yang menawarkan harga murah. "Penemuan kami menunjukkan bahwa akan terjadi sejumlah kendala signifikan karena adanya persaingan dengan produk bahan bakar minyak yang harganya amat rendah," kata Art Pontau, Deputi Direktur Teknologi Pembakaran dan Industri Sandia.
Berdasarkan studi itu, harga etanol di luar pajak diperkirakan US$1,5 per galon, dan harga bensin akan diturunkan jika harganya di bawah US$ 2,25 per galon tanpa pajak atau US$ 2,65 di pompa bensin. Saat ini harga satu galon bensin secara nasional sekitar US$ 1,93. Setahun yang lalu, harga segalon bensin mencapai US$ 2,95. Sedangkan harga etanol E85 saat ini sekitar US$ 1,655 per galon.
Studi tersebut juga memeriksa biaya produksi, pemanenan, penyimpanan, dan pengangkutan bahan mentah itu ke tempat penyulingan yang baru dibangun.
TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

Berita terkait

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

10 Juni 2023

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

21 Februari 2022

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

29 Januari 2022

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.

Baca Selengkapnya

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

3 Maret 2021

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

9 Februari 2021

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.

Baca Selengkapnya

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

10 Maret 2017

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

11 Februari 2017

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.

Baca Selengkapnya

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

9 September 2015

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun

Baca Selengkapnya

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

1 September 2015

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.

Baca Selengkapnya

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

15 Juli 2015

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak

Baca Selengkapnya