Taman Nasional Komodo Rumuskan Rencana Pembatasan Jumlah Wisatawan

Kamis, 23 Juni 2022 18:54 WIB

Wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, 2 Juli 2021. Pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Populasi biawak komodo di Taman Nasional Komodo dalam keadaan stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat dalam empat tahun terakhir (2018-2021). Sebabnya, tekanan lingkungan dan sosial di taman nasional itu dinilai masih di bawah kapasitas daya dukung dan daya tampung yang tersedia. Ini termasuk menjawab kenapa masa pandemi yang membuat kunjungan wisatawan drop jauh tak serta merta melonjakkan populasi satwa tersebut.

Hal ini terungkap dalam kunjungan Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara beserta jajarannya ke Tempo secara virtual pada Kamis 23 Juni 2022. Awang didampingi antara lain Koordinator Pelaksana Program Konservasi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge, dan Ketua Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan di sekitarnya, Irman Firmansyah.

Dalam paparannya, Awang menyebut populasi komodo lebih dari 2.897 ekor pada 2018, lebih dari 3.022 ekor pada 2019 dan 3.163 ekor pada 2020 serta lebih dari 3.303 ekor pada 2021. "Data ini diperoleh berdasarkan pelaksanaan kegiatan monitoring intensif oleh para ranger Balai Taman Nasional Komodo dan para peneliti di Yayasan Komodo Survival Program," katanya.

Sedangkan tren kunjungan meningkat signifikan selama 10 tahun terakhir hingga 2019 lalu, sebelum menurun drastis pada 2020 - 2021 dikarenakan oleh pandemi Covid-19. Datanya, masih di bawah 100 ribu wisatawan pada 2014 dan tembus 200 ribu pada 2019. Sedangkan pada 2020, kembali drop menjadi kurang dari 50 ribu.

Berdasarkan data time series yang ada, Irman memproyeksi jumlah kunjungan wisatawan akan mudah dibangkitkan kembali begitu lepas dari pandemi. Angkanya diprediksi mencapai hampir 300 ribu orang pada 2030 dan 480 ribu pada 2045. Sementara, berdasarkan kajian yang dikerjakannya sepanjang tahun ini, Irman merekomendasikan jumlah pengunjung ideal di Taman Nasional Komodo sebanyak 219 ribu per tahun. Atau maksimum, 292 ribu per tahun.

Advertising
Advertising

"Maksimum itu berarti mulai akan ada tekanan untuk populasi komodo," kata Irman. Itu artinya, menurut istilah Awang, sudah ada aktivitas wisata yang berlebih. Keduanya lalu merujuk kepada dampak potensi kehilangan nilai jasa ekosistem meliputi: tempat tinggal dan ruang hidup, estetika, rekreasi dan ecotourism, biodiversitas, sumber daya genetik, pengaturan iklim, produksi primer, dan air bersih

Hasil kajian merekomendasikan adanya batasan kunjungan wisatawan Taman Nasional Komodo ke depannya. Lewat skenario pembatasan yang disiapkan, jumlah pengunjung pada 2045 bisa ditekan tak sampai 280 ribu orang per tahun, meski pada 2030 proyeksinya sudah hampir 270 ribu per tahun.

Sejumlah wisatawan membludak di puncak pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo. ANTARA/Ho-Robert Waka

"Tanpa pembatasan kunjungan ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan sekitarnya sesuai daya dukung daya tampung lingkungan hidupnya, terdapat kehilangan jasa ekosistem yang sangat tinggi," kata Irman. Sebaliknya, apabila dilakukan pembatasan terhadap kunjungan, dia menambahkan, "Potensi kehilangan nilai jasa ekosistem dapat ditekan dan nilai manfaat sosial ekonomi yang diterima cenderung lebih meningkat dan dapat mengimbangi minimnya kehilangan nilai jasa ekosistem."

Beberapa dari skenario atau rekomendasi untuk pembatasan pengunjung yang dirumuskan adalah membatasi jumlah kapal yang menginap di tengah laut dan reservasi kunjungan dalam satu pintu secara online yang telah dibatasi jumlah kunjungan per lokasi dalam suatu tatanan waktu tertentu. Lainnya adalah penataan kawasan permukiman sebagai destinasi wisata tambahan, bekerja sama dengan destinasi wisata lainnya untuk meningkatkan length of stay wisatawan, dan menentukan nilai kunjungan berbasis biaya konservasi dari setiap adanya kunjungan berkisar antara Rp 2.943.730 sampai dengan Rp 5.887.459.

Baca juga:
Lestarikan Borobudur, IAAI: Bukan Harga Tiket tapi Hitung Carrying Capacity

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

5 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

6 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

6 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

6 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

7 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

7 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

8 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya