Data: TB Sejalan dengan Kemiskinan, Indonesia Miliki Prevalensi Tertinggi

Senin, 27 Juni 2022 20:34 WIB

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit tuberkulosis (TB) sebenarnya dapat dicegah dan disembuhkan. Tapi, tetap saja menimpa seperempat penduduk Bumi ini, terutama karena masalah kemiskinan. Ini seperti yang disebut dalam artikel dalam Jurnal Nature edisi Mei lalu yang dibagikan eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, Senin 27 Juni 2022.

Artikel menyampaikan data WHO dengan keterangan bahwa di dunia, tuberkulosis berjalan bersama-sama dengan kemiskinan. Jika kasusnya terdeteksi di negara maju, maka dengan cepat dihambat penularannya di masyarakat. Selain itu, negara maju memiliki fasilitas pengobatan hingga dapat menyembuhkan sebagian besar kasus yang ada.

Di negara miskin dan yang berpenghasilan menengah, jika terjadi kerumunan orang akan mempermudah penularan seperti tuberkulosis. Selain itu, pengobatan yang memadai tidak selalu tersedia sehingga tidak heran tuberkulosis membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahunnya.

Artikel juga ditampilkan grafik hubungan antara prevalensi tuberkulosis per 100 ribu penduduk dan angka Gross Domestic Product (GDP) pada 10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Yang terbaik adalah Amerika Serikat yang GDP USD 63.593 (atau setara lebih dari Rp 941 juta) dan prevalensi TB rendah sekali, lalu disusul berturut-turut dengan prevalensi yang lebih tinggi pada Meksiko, Brasil, Rusia, Cina, India, Banglades, Nigeria, Pakistan dan yang tertinggi adalah prevalensi di Indonesia.

"Tuberkulosis di Indonesia memiliki prevalensi sekitar 300 kasus per 100 ribu penduduk dan GDP USD 3.870 (Rp 57 juta)," sebut isi artikel.

Advertising
Advertising

Untuk jumlah kasus secara keseluruhan, Indonesia ada di urutan tiga dengan catatan memyumbang 8,4 persen kasus TB di dunia. Indonesia berada di bawah India (26 persen) dan Cina (8,5 persen). Adapun di bawah Indonesia adalah Filipina (6,0 persen), Pakistan (5,8 persen), Nigeria (4,6 persen), Banglades (3,6 persen) dan Afrika Selatan (3,3 persen).

Tjandra Yoga mengharapkan pemerintah Indonesia memberi perhatian terhadap kasus tuberkulosis. “Dengan target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) untuk menghentikan epidemi tuberkulosis tahun 2030, dan juga target Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 dengan eliminasi tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2030 maka jelas masih banyak sekali yang harus kita kerjakan,” kata guru besar di FKUI itu.

Baca juga:
WHO Kumpulkan Pakar dan Peneliti di Dunia Bahas Cacar Monyet

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

10 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

11 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya