Cerita Mahasiswa Asing UNY Bantu Potong Daging Kurban di Masjid Condronegaran
Reporter
Tempo.co
Editor
Devy Ernis
Senin, 11 Juli 2022 10:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang mahasiswa asing Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Ebrima Jonga dan Mohamed Cisse membantu pelaksanaan kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Condronegaran Yogyakarta pada Ahad, 10 Juli lalu. Ebrima Jonga adalah mahasiswa program studi S1 Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Mohamed Cisse dari program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi.
Ebrima Jonga berasal dari Gambia dan Mohamed Cisse dari Mali, keduanya di benua Afrika. Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Condronegaran, Mohammad Ridwan merasa senang mahasiswa asing UNY bersedia membantu kegiatan Idul Adha di masjidnya. “Kendala komunikasi hampir tidak ada karena mereka dapat berbahasa Indonesia” katanya seperti dilansir di laman resmi UNY pada Senin, 11 Juli 2022.
Ebrima Jonga mengisahkan, pada sholat Idul Adha di halaman kampus, dia mengenakan busana khas Gambia bernama Haftan bersama teman-teman satu benuanya. “Setelah selesai sholat, kami saling menyapa, dan kemudian kami berkumpul di masjid untuk mengadakan pertemuan dan menikmati makanan bersama” katanya.
Ebrima Jonga dan Mohamed Cisse bertugas memotong daging dalam kegiatan tersebut. Setelah membantu, mereka juga diberi potongan hewan kurban. Mereka mengolah daging kurban itu dengan cara dimasak gaya Afrika. Sore harinya, Ebrima Jonga dan Mohamed Cisse mengunjungi beberapa temannya asal Afrika di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Meskipun saya berada ribuan mil jauhnya dari rumah, saya ingin mengatakan bahwa hari Idul Adha saya di Indonesia luar biasa dan menyenangkan," ujarnya.
Di negaranya, Gambia, Idul Adha dikenal sebagai Tabaski dalam bahasa lokal Gambia. Setiap laki-laki yang sudah menikah atau kepala rumah tangga diharapkan untuk membeli seekor domba atau hewan lain yang cocok seperti sapi, kambing, atau bahkan ayam jika mereka bisa.
Orang Gambia harus mengenakan pakaian terbaik mereka, dan jika mungkin, pakaian baru. Pada hari Tabaski, akan sering melihat anak-anak Gambia meminta uang jajan (Salibo dalam bahasa Gambia) dari keluarga dan tetangga, yang mereka gunakan untuk membeli es krim dan barang-barang lainnya. Begitulah cara masyarakat merayakan Idul Adha di Gambia.
Sedangkan Mohamed Cisse bercerita bahwa ini adalah pertama kalinya dia mengikuti kegiatan Idul Adha di Indonesia. “Di masjid Agung Condronegaran saya dan teman-teman yang lain diterima dengan baik. Saya merasakan kemiripan yang luar biasa dengan negara saya dalam hal keramahan masyarakatnya," kata Mohamed Cisse.
Menurutnya Idul Adha atau disebut Tabaski adalah festival yang sangat penting di Mali, karena merupakan negara berpenduduk mayoritas Islam. Saat Idul Adha, semua kegiatan di Mali ditutup dan perayaan dapat berlangsung dua hingga tiga hari.
Mohamed Cisse mengatakan keikutsertaannya dalam kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Condronegaran merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. “Karena memberi kesempatan pada saya untuk melihat dan memahami budaya lain karena akumulasi pengalaman yang membuat manusia lebih bermakna,” katanya.
Baca juga: Matahari Melintas Tepat di Atas Ka'bah 15-16 Juli 2022, Cek Arah Kiblat