Inovasi Teknologi BRIN dalam Menghadapi Covid-19
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Erwin Prima
Rabu, 27 Juli 2022 20:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi untuk menghadapi pandemi Covid-19. Para peneliti dari berbagai ilmu mengerahkan kemampuannya untuk turut menghadapi masalah kesehatan bersama, terutama di sisi disinfektan dan sterilisasi.
Teknologi hasil karya peneliti BRIN tersebut diharapkan mampu memproteksi fasilitas publik sehingga memberikan perlindungan dari virus dan bakteri.
“BRIN secara aktif ikut berkontribusi terhadap upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 melalui beberapa riset yang beberapa di antaranya juga telah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” ujar Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika, Budi Prawara, pada acara webinar Talk To Scientist, Rabu, 27 Juli 2022.
Budi mencontohkan smart UVC Sterilization menggunakan sinar UVC tipe-c 254 nm dan sinar far UVC 222 nm, merupakan alat yang dikembangkan pada Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI). Demikian juga pengembangan alat sterilisasi lainnya menggunakan kombinasi sinar UVC dan disinfektan yang aman bagi manusia.
1. ZeroCov
<!--more-->
1. ZeroCov
Perangkat ini merupakan kerja sama antara Organisasi Riset Elektronika dan Informatika dengan PR Teknologi Bersih. Desak Gede Sri Andayani sebagai peneliti menjelaskan cara kerja ZeroCov, yang merupakan penggabungan angara sinar UVC sebagai disinfeksi secara fisik dan senyawa fenol sebagai disinfeksi secara kimia.
“Keduanya disebutkan bisa menonaktifkan mikroorganisme secara optimal sehingga bakteri, jamur dan virus termasuk virus SARS Cov tidak dapat melakukan fungsi vitalnya,” jelas Desak secara daring. ZeroCov merupakan alat sterilisasi yang mendisinfeksi fisik dan kimia menggunakan UVC dan bahan kimia yang bekerja secara sinergi.
Desak menjelaskan bahwa ZeroCov mampu membunuh patogen udara seperti bakteri, jamur, dan virus antara 99,7-100% pada waktu tertentu. Desain produk dibuat agar dapat merefleksikan sinar UV secara sempurna ke seluruh ruangan yang aman karena mencegah sinar UVC terpantul keluar.
Ukurannya portable bisa dibawa ke mana-mana. Perangkat bisa digunakan di lingkungan fasilitas kesehatan, tempat ibadah, sekolah dan tempat umum seperti hotel, restoran, mall dan transportasi.
Alat ini mempunyai dua variasi ukuran. Untuk pangsa rumahan, berukuran 50x50x 80 cm. Kapasitas ruangan yang disarankan 30-50 m2. Sudah dijual di Shopee, Blibli, bukalapak dan Tokopedia. Sedangkan ukuran besar untuk kapasitas ruangan 100-150 m2.
Untuk perawatan, menurutnya, yang perlu diganti berkala adalah lampu UV yang punya masa pakai. "Bahan disinfektan juga sudah disediakan, dan takaran sudah ada."
2. Sistem desinfeksi dan sterilisasi dengan sinar UVC untuk pesawat udara
<!--more-->
2. Sistem desinfeksi dan sterilisasi dengan sinar UVC untuk pesawat udara
Irwan Purnama dari PR Mekatronika Cerdas menjelaskan latar belakang rancangan ini melihat dari kemampuan virus untuk bertahan pada beberapa permukaan benda dan penyebaran melalui udara (droplet).
Adanya desinfeksi dan sterilisasi di kabin pesawat dan ruangan-ruangan di bandara sangat diperlukan untuk menghilangkan dan mengurangi kontaminasi mikroorganisme, termasuk virus Covid 19, baik yang menempel pada kursi-kursi, lantai ataupun melayang di udara (droplet). Ia memikirkan, harus ada sebuah metoda dan peralatan disinfeksi dan sterilisasi yang efektif tanpa tanpa campur tangan petugas/operator secara langsung.
Ia juga menggunakan sistem desinfeksi dan sterilisasi memanfaatkan sinar UV Tipe C (UVC) yang terintegrasi dengan sebuah troli. Troli seperti yang digunakan pramugari saat membagikan makanan, bisa digunakan atau masuk ke dalam kabin sesuai dengan lebar lorong pesawat (aisle). “Troli yang bisa dikendalikan dari jarak jauh ataupun digunakan secara manual dan sinar UVC yang dipancarkan bisa menjangkau semua bagian kursi dan juga lantai,” jelas Irwan.
Selain untuk kabin pesawat, troli bisa dimanfaatkan untuk sterilisasi dan desinfeksi ruangan-ruangan di bandara dengan beberapa pilihan kendali manual, line follower atau full autonomous. Perangkat ini menggunakan sistem menggunakan baterai yang dapat diisi ulang.
3. Robot Otonom Multiguna 2020 (ROM20)
<!--more-->
3. Robot Otonom Multiguna 2020 (ROM20)
Hendri Maja Saputra bersama tim membuat desain & rancang bangun platform robot otonom untuk keperluan medis dengan tambahan subsistem di atas platform bersifat modular guna mendukung upaya jarak fisik petugas kesehatan dengan pasien Covid-19. Desain modular yang dapat diganti satu sama lain adalah pada bagian atas dengan 3 varian.
Varian pertama, sebagai robot UVC, inaktivasi kuman (patogen) menggunakan lampu Ultraviolet tipe C (UVC) sebagai upaya pencegahan penyebaran virus khususnya coronavirus. Kedua, saat bagian atas diganti, berubah menjadi robot penyemprot cairan disinfektan yang juga upaya pencegahan penyebaran mikroorganisme seperti bakteri, virus, spora. Dan terakhir, sebagai robot pengantar makanan yang mempunyai kemampuan menjaga suhu makanan agar tetap hangat dan mengantarkannya kepada customer atau pasien
Robot ini sudah diserahkan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Universitas Udayana Bali dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya .
4. Potensi far-UVC dan penggunaannya dalam bilik sterilisasi
<!--more-->
4. Potensi far-UVC dan penggunaannya dalam bilik sterilisasi
Sehubungan dengan rancangannya, Hana Arisesa menjelaskan ada beberapa jenis sinar UVC. “Sinar UV-C konvensional 254 nm berbahaya bagi kulit dan mata. Sedangkan Far UV-C yang berada direntang 207 hingga 222nm aman bagi kesehatan (kanker kulit dan katarak),” jelas Hana.
Ia memperlihatkan ilustrasi pemasangan lampu far-UVC untuk sterilisasi ruangan indoor menggunakan berbagai macam varian lampu far-UVC. Lampu far-UVC dipasang pada plafon sehingga akan menjangkau suatu volume bidang tertentu disesuaikan dengan jenis lampu, desain lampu, bentuk ruangan. Sedangkan, prototipe bilik sterilisasi yang telah terpasang pada pintu masuk ex Kampus LIPI.
Baca:
BRIN dan Universitas Dr Soetomo Kerja Sama Pemetaan Foto Udara