Huawei Kembangkan Ekosistem Menuju Transformasi Energi Hijau di Indonesia
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Erwin Prima
Selasa, 9 Agustus 2022 17:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Huawei Digital Power bersama mitranya terus melakukan inovasi dalam produksi dan konsumsi energi untuk mewujudkan hasil yang ramah lingkungan dan rendah karbon. Huawei melakukan usaha di antaranya melalui Smart PV, digitalisasi energi, fasilitas daya situs, fasilitas pusat data, dan mPower.
Hingga saat ini Huawei Digital Power telah membantu pelanggannya menghasilkan 443,5 miliar kWh energi hijau, menghemat 13,6 miliar kWh energi listrik, dan memangkas emisi karbon dioksida hingga 210 juta ton, atau setara dengan menanam 290 juta pohon.
Andy Liu, CEO Huawei Digital Power Indonesia, menyatakan Huawei selain dikenal sebagai penyedia teknologi informasi dan komunikasi (TIK), juga merupakan penyedia solusi bagi industri daya. “Kami menghadirkan solusi-solusi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi daya dan mendigitalisasi industri secara keseluruhan,” kata Andi, Senin, 8 Agustus 2022.
Andi melihat tenaga surya sebagai sumber energi baru terbarukan yang berpeluang besar menjadi salah satu sumber daya utama di Indonesia. “Dengan potensi daya puncak pada kondisi optimal melebihi 3.000 Gigawatt-peak (GWp), kita harus memaksimalkan tenaga surya agar dapat memberdayakan transformasi industri daya Indonesia menjadi lebih hijau, ramah lingkungan, serta membuka lapangan kerja yang semakin luas dan menghasilkan dampak yang dirasakan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Salah satu mitra Huawei dalah Pertamina Power Indonesia. Dannif Danusaputro, CEO Pertamina Power Indonesia menjelaskan bahwa Pertamina sedang bertransformasi dari perusahaan minyak dan gas menjadi perusahaan energi yang komprehensif, termasuk menyediakan energi baru terbarukan seperti tenaga surya.
Selain mengurangi emisi karbon, energi baru terbarukan juga dapat menghasilkan potensi ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia. “Seiring bertambahnya permintaan terhadap Solar PV, Pertamina akan bekerja sama dengan Huawei untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, serta keandalan daya,” katanya.
Mitra Huawei lainnya, Indonesia Power, juga berinovasi untuk energi masa depan. Ahsin Sidqi, CEO Indonesia Power menjelaskan kolaborasi antara Indonesia Power dan Huawei adalah untuk membangun bisnis energi masa depan yang berbasis green and clean electricity.
“Kami siap untuk mendukung gelaran KTT G20 di Bali dan menyediakan energi baru terbarukan dengan harga terjangkau, memangkas emisi karbon, serta menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Wujud nyata kerjasama telah direalisasikan dalam pengembangan pembangkit PLTS land-based berkapasitas 4.25 MWp dengan Battery Energy Storage System 3.0MW/1.84 MWh di Nusa Penida, sebagai bagian dari program hibridisasi pembangkit diesel eksisting,” kata Ahsin.
Sementara itu, Wirawan, Direktur Operasional Pembangkitan Jawa-Bali yang berada di bawah PLN juga mengatakan bahwa perusahaannya memiliki ambisi menjadi perusahaan listrik bersih. Usaha yang dilakukan dengan cara mengurangi setara dengan 900 juta ton karbon dioksida dalam bentuk total cost of ownership (TCO) pada tahun 2060.
“Pemilihan teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan dampak maksimal, didukung dengan pengetahuan dan wawasan baru, merupakan salah satu komponen utama dari strategi kami untuk menjadi penyedia listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami menantikan kolaborasi lebih lanjut dengan pengembang teknologi seperti Huawei yang dapat menawarkan solusi-solusi yang diperlukan Pembangkitan JawaBali,” jelasnya.
Baca:
Tablet Flagship Huawei MatePad Pro Segera Hadir di Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.