Pengamat: Kebocoran Data Marak Karena Pengelolaan yang Buruk

Rabu, 24 Agustus 2022 10:19 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menyatakan masalah kebocoran data bukanlah kejadian yang dimonopoli Indonesia. “Kebocoran data merupakan konsekuensi digitalisasi dan terjadi di banyak negara,” tulis Alfons lewat pesan singkat, Selasa, 23 Agustus 2022.

Dugaan kasus kebocoran data pribadi terbaru terjadi pada Indihome Telkom dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dugaan kebocoran ini tengah ditangani Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta Badan Siber dan Sandi Negera (BSSN).

Jika dicari akar penyebab dari kasus yang berulang, menurutnya, ada beberapa faktor. “Pengelolaan data yang buruk, disiplin yang rendah, dan tidak mengikuti standar, seperti ISO 27001, ISO 27701 mengakibatkan data mudah bocor,” jelasnya.

Ia juga memperhatikan kebanyakan pegawai pemerintah yang kebanyakan baby boomers dan agak gaptek namun diberi tanggung jawab mengelola data penting masyarakat.

Seorang peneliti dari sebuah lembaga yang pernah melakukan penelitian seputar teknologi di berbagai lembaga pemerintah mengamini kabar ini. “Menghafal password saja sulit,” kata peneliti tersebut saat ditemui Tempo, Selasa.

Advertising
Advertising

Alfons menyarankan urusan teknologi diberikan kepada kaum muda. “Harusnya utamakan milenial atau yg lebih muda untuk mendapatkan tugas mengelola data masyarakat,” jelasnya.

Vaksincom telah melakukan analisis terhadap data pengguna Indihome yang bocor dan disebarkan di situs breached.**, dari file dengan nama "metranet_log.csv" yang berukuran 16.79 GB dengan jumlah data sebanyak 26,7 juta baris dan 12 kolom.

Data tersebut adalah data history browsing tahun 2018 dan 2019 sebanyak 26.730.797 baris. Selain mengandung data waktu browsing dan situs yang dikunjungi, mayoritas memiliki data tambahan Jenis Kelamin, Nama Lengkap dan NIK.

Alfons mengatakan bahwa dalam kasus kebocoran data, pengelola data hanya mendapat malu, dianggap tidak kapabel, tetapi pemilik data yang harus menanggung akibat dari kebocoran data.

“Kalau data yang bocor adalah kredensial, mungkin mitigasi seperti mengganti password atau mengaktifkan TFA Two Factor Authentication bisa dilakukan dan efektif menangkal efek negatif bagi pemilik data asalkan diumumkan segera dan pemilik kredensial menyadari hal ini,” jelas Alfons.

Sementara, jika yang bocor adalah data lain seperti data kependudukan, informasi rahasia pribadi atau log akses situs, maka pemilik data kependudukan dan log akses situs tersebut yang akan paling menderita, karena data yang bocor tersebut tidak seperti kredensial yang dapat diganti.

Baca:
Dugaan Kebocoran Data Indihome, Pengamat: Pemilik Data yang Menanggung Akibatnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

6 jam lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

4 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

9 hari lalu

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

10 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

13 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

15 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

32 hari lalu

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

Perusahaan telekomunikasi AT&T mengakui adanya kebocoran data pribadi 7,6 juta pelanggan eksistingnya dan 65 juta eks pelanggan

Baca Selengkapnya

3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

34 hari lalu

3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

Seorang pakar keamanan membagikan tiga alasan untuk tidak mengisi baterai ponsel di bandara

Baca Selengkapnya

Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

37 hari lalu

Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

Regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.

Baca Selengkapnya