Mengukur Es Kutub Utara

Reporter

Editor

Senin, 2 Maret 2009 20:29 WIB

TEMPO Interaktif, Montreal:Tiga penjelajah Inggris mengawali ekspedisi 90 hari ke Kutub Utara menggunakan ski untuk mengukur ketebalan es laut. Menurut Catlin Arctic Survey, pengukuran akan dilakukan sepanjang jalan yang mereka tempuh untuk mengetahui seberapa cepat es itu bakal menghilang.
Data yang mereka kumpulkan akan melengkapi observasi lewat satelit dan kapal selam. Data itu juga akan membantu pemodelan es dari es kutub yang dilakukan para pakar, termasuk Wieslaw Maslowski, yang baru saja memprediksi bahwa Samudera Artik akan bebas dari es pada 2013, kata badan survei yang bermarkas di London, Inggris itu dalam keterangan tertulisnya.
Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama mencairnya puncak es kutub yang saat ini terjadi. Meski permukaan laut dikhawatirkan semakin tinggi akibat mencairnya es, sejumlah perusahaan pelayaran dan pertambangan menyambut baik hal itu karena membuka rute laut baru dan menyingkap sumber mineral yang selama ini tertutup es.
Tim ekspedisi ini dipimpin oleh Pen Hadow, Martin Hartley dan Ann Daniels. Hadow dan Daniels adalah penjelajah kutub berpengalaman, sedangkan Hartley seorang fotografer ekspedisi terkemuka. Mereka diterjunkan dari pesawat di atas es sekitar 1075 kilometer dari Kanada utara, Sabtu lalu.
Tim ini akan melakukan perjalanan dengan berski, mulai dari 81Utara 130Barat, melintasi es laut sepanjang 1000 kilometer yang terus bergeser dan terbelah, selama 100 hari dalam temperatur 0 derajat Celsius sampai minus 50 derajat Celsius, kata Catlin Arctic Survey dalam situsnya.
Dalam perjalanan itu mereka harus melakukan jutaan kali pengukuran ketebalan es yang tersisa, menaksir kerapatan dan kedalaman salju yang teronggok di atas es. Mereka juga harus membaca temperatur laut dan cuaca selama itu, kata Catlin.
Tim itu akan mendapat suplai makanan dan perlengkapan setiap 20-25 hari. Menurut rencana mereka akan mengirimkan foto, video dan data menggunakan komunikasi satelit. Perjalanan mereka dapat diikuti dalam situs ekspedisi itu di Catlinarcticsurvey.com.
TJANDRA | AFP

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya