Gelombang Panas Landa Cina, Apa Penyebab Kenaikan Suhu Ekstrem Ini?

Selasa, 30 Agustus 2022 16:16 WIB

Sebuah pagoda yang biasanya terendam air terlihat di Danau Poyang yang mulai mengering di Pulau Louxingdun, Lushan, Cina, 24 Agustus 2022. Poyang yang merupakan danau air tawar terbesar di Cina mulai mengering akibat dampak dramatis dari kekeringan panjang dan gelombang panas. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas adalah sebuatn untuk kondisi periode cuaca panas yang tidak umum. Gelombang panas ditandai dengan tingkat suhu di luar rata-ata historis area tertentu. Biasanya, gelombang panas bisa terjadi selama dua hari atau bahkan, berminggu-minggu. Berikut adalah ulasan lebih lanjut mengenai gelombang panas.

Orang-orang di banyak bagian di Cina sudah selama dua bulan ini mengalami cuaca panas ekstrem. Ratusan stasiun pengukur cuacanya terus melaporkan suhu udara lebih dari 40 derajat Celsius dan banyak angka yang dicatat adalah rekor baru. Bahkan stasiun-stasiun kereta bawah tanah harus menyediakan rest area di mana penumpang bisa memulihkan diri dari hawa panas.

Pada 18 Agustus lalu, suhu udara di Chongqing, Provinsi Sichuan, terukur mencapai 45 derajat Celsius, angka tertinggi yang pernah dicatat di luar wilayah gurun Xinjiang. Pada 20 Agustus, suhu udara terendah di Chongqing hanya sampai 34,9 derajat Celsius, atau suhu minimum tertinggi yang pernah dicatat pada Agustus.

Dampak Gelombang Panas

Dikutip metoffice.gov.uk, gelombang panas ialah fenomena kenaikan suhu harian, (biasanya lebih dari 35 derajat celsius) dalam jangka waktu relatif panjang dan disertai kelembapan udara yang tinggi. Melansir directenergy.com, gelombang panas bisa berlangsung saat udara bertekanan tinggi mendorong udara dengan suhu panas menuju ke permukaan bumi sehingga menimbulkan kegerahan yang dirasakan oleh manusia di permukaan.

Dalam fenomena gelombang panas, tekanan udara tersebut berlangsung secara terus-menerus hingga menciptakan kubah udara panas yang memerangkap panas di dekat tanah dan mencegah perputaran udara dengan suhu yang lebih dingin di bagian atas.

Advertising
Advertising

Melansir metoffice.gov.uk, gelombang panas juga memperkirakan bahwa fenomena ini terjadi karena perubahan iklim global yang sedang terjadi. Studi yang dilakukan BMKG milik Inggris ini menunjukkan bahwa gelombang panas sangat mungkin dan akan sering terjadi belakangan ini karena konsentrasi karbondioksida atau gas rumah kaca yang sangat tinggi di permukaan atmosfer. Hal ini karena gas-gas rumah kaca yang terperangkap di sekitar permukaan tanah tersebut sehingga meningkatkan suhu di permukaan bumi. Kondisi ini menimbulkan gelombang panas yang menyerang ke berbagai wilayah di dunia.

Melansir who.int, paparan panas dari gelombng panas memberika dampak yang cukup signifikan bagi manusia secara fisiologis. Panas yang ekstrem berpotensi membahayakan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Selain itu, dampak lain dari gelombang panas bagi kesehatan manusia yakni melahirkan penyakit, termasuk hipertermia, kelelahan, kram, dan sengatan yang disebabkan paparan panas yang tunggi.

Meskipun demikian, masyarakat tidak perlu khawatir karena menurut BMKG, fenomena gelombang panas tidak mungkin terjadi di Indonesia. Kondisi ini karena secara geografis dan klimatologis, letak Indonesia dekat dengan garis ekuator atau khatulistiwa sehingga memiliki iklim dan cuaca yang cenderung konstan dan terprediksi.

NAOMY A. NUGRAHENI I SDA

Baca: Gelombang Panas Berbahaya Diprediksi akan Terjadi 3 Kali Lebih Sering di Masa Depan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

9 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

11 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

15 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

16 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

17 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

17 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya